Workaholic, Perangkap Budaya Kecanduan Kerja
Jabung Online - Bekerja menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri.
Namun dalam situasi tertentu, banyak orang jadi terobsesi dan berlebihan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini biasa disebut dengan workaholic.
Apa itu workaholic?
Workaholic adalah sebutan untuk orang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja hingga melebihi jam normal.
Dilansir Hello Sehat, penelitian menemukan bahwa 7,8% orang di dunia termasuk dalam kategori pecandu kerja atau workaholic.
Mereka memanfaatkan pekerjaannya untuk mengurangi rasa cemas karena masalah tertentu. Gila kerja juga bisa membuat seseorang meninggalkan hobi, olahraga, atau hubungannya dengan orang terdekat.
Tipe-tipe workaholic
1. All or Nothing Workaholic
Ini adalah tipe orang-orang yang berprinsip untuk tidak mengerjakan sesuatu ketimbang mengerjakannya secara tidak maksimal dan sempurna, alias terlalu perfeksionis. Ini membuat pekerjaan terus menumpuk dan waktu pengerjaannya semakin lama.
2. Relentless Workaholic
Ini adalah tipe para pekerja dengan beban kerja overload, namun hal ini tidak diimbangi profesionalitas karena mereka sering berbuat salah dan stres akibat workload yang seakan tak ada habisnya. Mereka takut dicap buruk jika menolak suatu pekerjaan, membuat beban kerja terus bertambah.
3. Savoring Workaholic
Ini adalah tipe pekerja yang terobsesi dengan hal-hal kecil dan selalu mengambil pekerjaan tambahan. Ini terjadi karena mereka merasa bahwa hanya dia yang mampu dan bisa mengerjakannya dengan baik.
4. Attention Deficit Workaholic
Tipe yang satu ini adalah mereka yang tidak bisa fokus mengerjakan suatu pekerjaan. Ini yang membuat mereka akan bolak-balik antara satu pekerjaan ke lainnya, dan menyebabkan banyak waktu terbuang dan pekerjaan menjadi tidak maksimal.
Ciri-ciri seorang workaholic
- Pekerjaan menjadi prioritas utama
Mereka yang gila kerja akan selalu mengutamakan pekerjaan di atas segalanya, bahkan kepentingan dirinya sendiri. Para workaholic akan bekerja tanpa kenal tempat dan waktu.
Tidak peduli akhir pekan atau tanggal merah, mereka akan menyempatkan waktu untuk bekerja.
- Ambisius dan merasa stres jika tak bisa bekerja
Para workaholic sangat ambisius untuk mencapai target dalam bekerja. Jika tidak tercapai, maka mereka akan merasa stres, bahkan rela melakukan apa saja demi tujuan tersebut tercapai.
Karena gemar bekerja, mereka yang workaholic akan merasa stres jika tidak bekerja. Bahkan, mereka akan mencari-cari hal lain yang bisa dikerjakan.
- Tidak memiliki work life balance
Karena gila kerja, tentunya tidak ada keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan alias tidak ada work-life balance, karena pekerjaan sudah menjadi prioritas.
Para workaholic tidak memiliki waktu untuk kehidupan pribadi, meskipun hanya meluangkan waktu untuk keluarga, teman, dan pasangan, atau untuk menjalankan hobi dan waktu untuk diri sendiri.
- Bekerja menjadi sebuah pelarian
Mereka yang gila kerja, kerap kali menjadikan pekerjaan sebagai pelarian. Mereka bekerja untuk sarana pengalihan diri dari berbagai masalah yang tengah dihadapi, serta untuk mengurangi rasa cemas, rasa bersalah, hingga depresi.
- Tidak menyadari bahwa yang dilakukan berdampak negatif
Para workaholic kerap menyangkal bahwa yang mereka lakukan akan berdampak negatif. Mereka tidak ingin dianggap gila kerja, mereka merasa bahwa yang dilakukan adalah bentuk dedikasi dari kerja keras.
Cara agar tidak menjadi seorang workaholic
- Coba tetapkan batasan
Kamu bisa menetapkan batasan untuk orang-orang kantor. Seperti batasan waktu untuk tidak mengerjakan pekerjaan di luar jam kerja, atau tidak bekerja di akhir pekan jika tidak mendesak.
- Diskusikan dengan atasan
Jika perilaku workaholic ini dipicu oleh workload yang seakan tidak habis-habis membuatmu overwhelming, maka kamu bisa mendiskusikan hal tersebut dengan atasan.
Atasan bisa jadi membantu untuk mengurangi workload kamu dan mendelegasikan ke orang lain agar work flow di tim jadi efisien. Tidak ada salahnya untuk mencoba berdiskusi dengan atasan.
Belajar yukMemang, loyal dan berkomitmen dalam dunia kerja itu adalah hal penting. Namun jangan terlalu berlebihan, kerja sesuai kapasitas dengan memenuhi tanggung jawab.
Sesekali lembur adalah wajar jika memang ada kebutuhan mendesak dalam pekerjaan, tapi bukan menjadi normalisasi. Bagi kamu yang merasa seorang workaholic, coba kembali perhatikan kondisi diri kamu.
***
Penulis: ASA
Editor: BEN
Post a Comment