Tiga Pertanyaan Kritis Artis Mualaf Giovanni Tobing pada UAS
Artis sinetron Giovanni Yosafat Tobing atau yang tenar dengan nama Giovanni Tobing ternyata sudah masuk Islam dan tidak banyak diketahui publik. Pengakuan itu disampaikan saat mengikut kajian yang diadakan oleh komunitas mengaji artis Kajian Musawarah yang menghadirkan pendakwah Ustaz Abdul Somad alias UAS.
"Saya seorang mualaf. Saya memeluk Islam setelah saya menikah dan saya merasa Islam adalah agama yang luar biasa," kata bapak muda itu yang mengaku baru pertama kali ikut kajian UAS.
"Waktu saya belum memeluk agama Islam, saya ke gereja setahun sekali sudah bersyukur. Tapi saya bertransformasi untuk menjadi seseorang yang berislam sampai bisa sholat lima waktu dan mempelajari yang lain-lain," akunya.
Lalu ia melanjutkan bahwa, "Pertanyaan saya dengan pak Ustaz adalah kemarin anak saya bertanya pada saya, 'Dedi kalau surat ini bunyinya apa?' Wah saya nggak tahu nih. Saya rasa belajar banyak mengenai Islam, mengenai surat dan sebagainya. Pertanyaan saya yang mungkin juga keresahan hati saya dan beberapa saudara saya yang mualaf adalah bagaimana kita memilih guru yang benar? Bagaimana kita tahu memilih guru, cara memilih guru yang memandu kita agar tidak berada di jalan yang salah. Yang kedua, bagaimana kita tahu bahwa pilihan kita itu guru yang benar? Yang ketiga adalah saya sedikit tahu bahwa di dalam Islam ada beberapa mazhab. Mazhab apa yang cocok untuk kita dan bagaimana cara saya memilihnya?
UAS memberikan pujian kepada Giovanni yang masih sedikit catatan dosanya ketimbang dengan dirinya meski seorang Ustaz.
"Pertama dalam Islam tidak ada hollyman setelah Nabi Muhammad SAW. Tak ada manusia yang antikritik yang tak mau diluruskan. Makanya ketika Umar bin Khattab diangkat jadi khalifah dia menangis. Kenapa? Khawatir ketika dia melakukan kesalahan tidak ada sahabat yang bisa meluruskan dia," kata UAS sembari menyebutkan Umar bin Khattab memeluk seorang sahabat yang mau meluruskan. "Abdul Somad manusia biasa, bisa benar bisa juga salah," ungkap dia.
Selengkapnya bisa disimak di kanal resmi UAS sebagai berikut:
"Saya seorang mualaf. Saya memeluk Islam setelah saya menikah dan saya merasa Islam adalah agama yang luar biasa," kata bapak muda itu yang mengaku baru pertama kali ikut kajian UAS.
"Waktu saya belum memeluk agama Islam, saya ke gereja setahun sekali sudah bersyukur. Tapi saya bertransformasi untuk menjadi seseorang yang berislam sampai bisa sholat lima waktu dan mempelajari yang lain-lain," akunya.
Lalu ia melanjutkan bahwa, "Pertanyaan saya dengan pak Ustaz adalah kemarin anak saya bertanya pada saya, 'Dedi kalau surat ini bunyinya apa?' Wah saya nggak tahu nih. Saya rasa belajar banyak mengenai Islam, mengenai surat dan sebagainya. Pertanyaan saya yang mungkin juga keresahan hati saya dan beberapa saudara saya yang mualaf adalah bagaimana kita memilih guru yang benar? Bagaimana kita tahu memilih guru, cara memilih guru yang memandu kita agar tidak berada di jalan yang salah. Yang kedua, bagaimana kita tahu bahwa pilihan kita itu guru yang benar? Yang ketiga adalah saya sedikit tahu bahwa di dalam Islam ada beberapa mazhab. Mazhab apa yang cocok untuk kita dan bagaimana cara saya memilihnya?
UAS memberikan pujian kepada Giovanni yang masih sedikit catatan dosanya ketimbang dengan dirinya meski seorang Ustaz.
"Pertama dalam Islam tidak ada hollyman setelah Nabi Muhammad SAW. Tak ada manusia yang antikritik yang tak mau diluruskan. Makanya ketika Umar bin Khattab diangkat jadi khalifah dia menangis. Kenapa? Khawatir ketika dia melakukan kesalahan tidak ada sahabat yang bisa meluruskan dia," kata UAS sembari menyebutkan Umar bin Khattab memeluk seorang sahabat yang mau meluruskan. "Abdul Somad manusia biasa, bisa benar bisa juga salah," ungkap dia.
Selengkapnya bisa disimak di kanal resmi UAS sebagai berikut:
Post a Comment