Ternyata Ada Ustadz yang Dibayar Gereja untuk Jelekkan Islam, Ada yang Ngaku PKS ?
Jabung Online - Banyak cara untuk menyebarkan kebaikan Islam. Namun tak sedikit yang menjelekkan Islam demi sebuah bayaran.
Hal tersebut yang dibongkar oleh mualaf Hanny Kristianto pada Senin (26/8/2019).
"Bismillah, google nama Fadilla Mulya dan Saifuddin Ibrahim. Banyak dan lengkap bukti kejahatannya juga LP saya.
Sungguh perbuatan mereka bukan cuma fitnah, melanggar Hukum tapi juga merusak persatuan dan keturunan antar umat beragama," kata Hanny.
Hanny menilai mereka penista Islam dan penghina Allah dan Nabi Muhammad SAW. Mereka juga diidolakan diundang dan dibayar gereja-gereja karena menjelekkan Allah, Islam dan nabi.
"Ini bukti banyak ummat Kristen senang menjelekkan dan menista agama lain (termasuk Islam). Pdt. Syaifuddin Ibrahim sudah pernah saya temui di tahanan Polda Metro Jaya, bisa jadi dia sudah menjalani masa tahanan. Ketiga anaknya in syaa Allah istiqomah, karena mereka mengetahui ayahnya berdusta dan tersesat," ungkap dia.
"Karena dia bukan mantan Islam, dia Syiah! Hanya Syiah yang memberi nama anaknya Khomeini. Sedangkan Pdt. Fadillah Mulya, keponakan seorang Polisi di Polres Jakarta Pusat, mantan mahasiswa UMJ ini juga berdusta mengaku ustadz dan tokoh PKS. Sampai sekarang LP saya di Polda Metro Jaya masih belum berjalan, apa ada oknum yang membackinginya?" kata dia.
Meski disembunyikan dan dilindungi, ia akan mencari terus keberadaan Fadilla Mulya ini untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya.
Ia menyebutkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, "Tetapi jika kalian terus memerangi kami dan melindungi penjahat seperti Fadilla Mulya, kalian mau apa?
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allâh belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zhalim. (QS. Al l Baqarah 193)," kata dia.
Post a Comment