Gus Solah: Permasalahan Papua Sesungguhnya Dipicu Ketidakadilan Pemerintah
Jabung Online – Sejumlah ulama terpandang menyoroti aksi-aksi unjuk rasa yang sebagaian berujung kericuhan. Pemerintah diminta menyelesaikan persoalan di Papua dari akarnya.
Menurut Din, urusan pemindahan ibu kota ke Kalimantan itu perlu dikesampingkan agar bisa lebih fokus pada persoalan Papua. Din menilai, pemindahan ibu kota itu bisa ditunda. Apalagi, lanjut dia, urgensinya belum cukup tersedia.
Bagi yang menghina orang-orang Papua, menurut dia, harus dihukum keras. “Kita berpikir-pikir kenapa nggak ditangkap atau kenapa lama ditangkap. Itu harus dihukum sekeras-kerasnya karena dia adalah biang kerok dari kerusuhan-kerusuhan yang harganya mahal sekali. Sudahlah urus soal Papua dulu, jangan ibu kota ya, apalagi enggak punya uang juga,” katanya.
Wakil presiden terpilih 2019-2024 KH Ma’ruf Amin juga berharap persoalan di Papua jangan melebar lagi. “Jangan sampai ada separatisme dan juga kedaerahan yang berlebihan karena kita sebagai bangsa sudah punya kesepakatan menjaga keutuhan bangsa ini,” ujar KH Ma’ruf di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (28/8).
Ma’ruf Amin menilai, pemerintah saat ini sudah melakukan berbagai pendekatan untuk Papua, mulai dari pendekatan pembangunan, keamanan, hingga budaya.
Terkait soal rusuh Papua, Jokowi meminta masyarakat Papua tenang dalam menghadapi perkembangan situasi terkini di wilayah tersebut. Hal ini ia sampaikan terkait aksi di ibu kota Papua, Jayapura, yang berakhir ricuh disertai perusakan fasilitas umum, kemarin.
“Mari kita semuanya menjaga agar tanah Papua tetap menjadi tanah yang damai dan saya mengajak kepada semua ketua dan tokoh adat, ketua, tokoh agama, kaum muda Papua untuk mewujudkan Papua yang maju dan tetap damai,” kata Presiden dalam keterangannya di Alun-Alun Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (29/8) malam.
Jokowi juga mengaku telah memerintahkan kapolri, kepala Badan Intelejen Negara (BIN), dan panglima TNI untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku tindakan anarkistis dan pelontar ujaran rasial. Ia juga berjanji segera bertemu dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat Papua. “Kita sudah berusaha, tapi waktunya saja,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto berkeras bahwa pemblokiran informasi dan komunikasi di seantero Papua dan Papua Barat untuk menjaga keutuhan nasional.
“Provokasi, membakar masyarakat, menyebarkan berita bohong lewat media sosial. Pemerintah bertindak itu bukan sewenang-wenang, bukan melanggar hukum,” ujar Wiranto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (29/8).
Ia tak dapat memastikan kapan pemblokiran internet di Papua dicabut. “Ya sampai aman,” ujar Wiranto.(rol)
Post a Comment