Ustaz Somad Tak Minta Fasilitas, tapi Dia Pucat Saat Dijemput Pakai Kendaraan Ini
Jabungonline.com - Ustaz Abdul Somad, dai kondang dari Riau, untuk pertama kali menginjakkan kaki di Way Kanan, Lampung.
Sejak tiba pada Kamis (5/4/2018) sore hingga Jumat (6/4/2018), ia merasa sangat dimuliakan dan seperti berada di tengah kampung halaman sendiri.
Ustaz Somad hadir memberikan tausiah dalam rangkaian HUT ke-19 Way Kanan. Pada Kamis petang dan Jumat subuh ia memberikan tausiah di Masjid Agung Ashabul Yamiin.
Lalu, Jumat pagi di Lapangan Rusunawa 2, Blambangan Umpu. Ia kembali ke Jakarta pada Jumat sore.
"Saya dimuliakan di Way Kanan ini. Dijemput di Bandara di Bandar Lampung, kemudian dibawa ke Way Kanan. Saya betul- betul merasa sebagai tamu terhormat, luar biasa," katanya saat memberikan tausiah di hadapan ribuan umat Islam di Lapangan Rusunawa 2.
Bagaimana Ustaz Somad bisa hadir di Way Kanan? Ia menceritakan, beberapa bulan lalu ada dua orang utusan Pemkab Way Kanan yang datang ke Pekanbaru untuk mengundangnya.
Setelah selesai, Ustaz Somad bertanya kepada temannya yang orang Lampung, "Way Kanan jauh?" Sang teman menjawab, "Oh, jauh Ustaz, lima jam perjalanan lewat darat."
Rupanya, kata Ustaz Somad, Bupati Way Kanan Raden Adipati paham, kalau Ustaz Somad tiba di Bandar Lampug sore, terus naik mobil lima jam, kemudian jam 8 malam tausiah, ustaznya bisa mati.
"Saya tidak ada minta apa-apa. Saya dari dulu ceramah tak pernah request harus pakai pesawat kelas bisnis, harus pakai helikopter, nggak pernah. Sekali pun tidak," kata dosen dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ini.
Tiba-tiba, kata Ustaz Somad, saat tiba di Bandar Lampung ia dibawa dari ruangan VIP keluar ke tanah lapang, dan ia melihat sudah ada helikopter yang dipersiapkan.
"Saya langsunglah foto-foto di depan helikopter itu. Langsung saya kirim ke kawan-kawan. Biar tahu mereka bahwa saya pernah naik helikopter," ujarnya.
Setelah naik helikopter, barulah Ustaz Somad pucat. "Tapi saya tak takut. Karena di sebelah saya ada Pak Bupati. Kalau mati 'kan berdua," ujarnya berseloroh.
Sampai di Way Kanan, Ustaz Somad mengaku hatinya lapang dan tenang. Kamis petang tausiah bada magrib, ramai jamaah yang hadir. Jumat Subuh pun, jamaah melimpah ruah.
Yang membuatnya serasa bagai di kampung sendiri adalah ia diajak makan di tengah keluarga Bupati Raden Adipati.
"Tidak hanya sebagai tamu undangan kabupaten, tapi ia juga diberi tempat di tengah keluarga. Masya Allah, hati betul-betul tenang dan lapang," ungkapnya.(*)
Isu Tarif
Ada tiga kabar bohong yang menyerang Ustaz Abdul Somad, seperti yang diunggah akun instagram pribadinya. Dua kabar tentang jadwal tausiah atau ceramah kehadiran Ustaz Abdul Somad di dua daerah dan satu lagi tentang tarif.
Kabar pertama Ustaz Abdul Somad dikabarkan akan menghadiri tabligh akbar di Labuhan Batu Utara pada 19 April 2018.
Di caption foto yang dibagikan dijelaskan Ustaz Abdul Somad sama sekali tidak memiliki jadwal di Labuhan Batu Utara pada 19 April 2018.
"Mohon maaf, tidak ada jadwal di Labuhan Batu Utara pada 19 April 2018. @laburaku".
Kabar bohong kedua juga kehadiran Ustaz Abdul Somad di Tabligh Akbar pada 14 April 2018 di Pantai Cemara Kembar, Perbaungan Serdang, Bedagai.
"Waspada apabila menerima tawaran penjadwalan. Konfirmasi jadwal hanya kepada Tim Tafaqquh, atas nama Muhammad Hidayat (Abu Umar).
Kami tidak pernah meminta uang, apalagi meminta transfer diawal.
Hati-hati jika dihubungi seseorang yang mengatasnamakan Manajemen Ustadz Abdul Somad", caption yang dituliskan pada foto kedua.
Postingan ketiga lebih parah lagi, akun Facebook Gunawan Abu Syafiq II menuliskan tentang rencana
tabligh akbar Polda Gorontalo yang akan mendatangkan Ustaz Abdul Somad.
Dalam postingan tersebut menyebutkan panitia acara membatalkan mengundang UAS yang disinyalir sebagai Ustaz Abdul Somad, karena biayanya mencapai Rp 60 juta.
Akhirnya mengganti Ustaz Abdul Somad dengan SAJ yang disinyalir Syekh Ali Jaber.
"Setelah apel pagi tadi dapat arahan khusus dari Dir sebagai ketua panitia rencana tabligh akbar Polda Gorontalo yang akan mendatangkan Syekh AJ. Kata beliau, sebelumnya ada rencana untuk mengundang U*S tpi karna bujetnya terlalu besar yakni sekitar 60an juta akhirnya beralih ke SAJ yg bujetnya hanya sekitar 30an juta.
Mau menyarankan agar yg diundang dai Ahlussunah biar hemar biaya dan dapat ilmu yg insya Allah bermanfaat tetapi ternyata sudah deal dengan SAJ.
Sekian sekilas info," tulis akun akun Facebook Gunawan Abu Syafiq II.
Dalam caption ditegaskan manajemen Ustaz Abdul Somad tidak pernah meminta uang atau mentransfer di awal.
"Waspada apabila menerima tawaran penjadwalan. Konfirmasi jadwal hanya kepada Tim Tafaqquh.
Kami tidak pernah meminta uang, apalagi meminta transfer diawal.
Hati-hati jika dihubungi seseorang yang mengatasnamakan Manajemen Ustadz Abdul Somad".
Lalu sebenarnya berapa tarif Ustaz Abdul Somad?
Sudah menjadi rahasia umum jika sebagai penceramah kondang memasang tarif mahal dan berbagai syarat lain ketika hendak diundang.
Akibatnya, tak jarang terdengar rumor jika ada undangan ditolak atau batal dihari sang penceramah gara-gara tak deal soal berapa harus dibayar.
Namun, bagaimana dengan Ustadz Somad?
"Apakah pihak Ustadz Somad menentukan nominal tarif untuk undangan ceramah?"
Demikian pertanyaan yang ditulis seseorang pada selembar kertas yang dibacakan Ustadz Somad di hadapan para jamaah saat menghadiri undangan organisasi kemasyarakatan Islam.
Lalu apa jawaban Ustadz Somad?
"Sampai sekarang, belum lagi. Sebelum saya tentukan (tarif) ini, undanglah. Tapi kalau saya sudah tentukan (tarif), payahlah yang ngundang," kata dia disambut tawa jamaah.
Hingga saat ini, dia mengaku tak pernah memasang tarif saat diundang.
Dirinya malah senang ketika banyak yang mengundang.
Selanjutnya, ada juga pertanyaan yang sepertinya bukaan dari jamaah di hadapannya, saat itu.
Pertanyaannya adalah soal fasilitas ketika diundang.
"Ustadz Somad, katanya kalau penceramah ini diundang minta tiket pesawatnya 3, harus kelas eksekutif, harus Garuda, Lion tak mau karena delay," demikian pertanyaan itu yang keluar langsung dari mulut ustadz alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir dan Institut Dar Al-Hadits Al-Hassania, Maroko tersebut.
Lalu dijawab dia, "Saya ndak. Mau aja orang mengundang kita menyampaikan ayat-ayat Allah ini, alhamdulillah. Mestinya kita yang datang. Lalu dia bawa kita. Mestinya saya datang ke rumah ini, tapi kemudian diundang keluarga besar Hidayatullah, alhamdulillah."
Post a Comment