Gerindra: Pekerja Asing Banyak Belum Tersertifikasi, Penyebab Runtuhnya Banyak Proyek Infrastruktur
Jabungonline.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai bahwa salah satu penyebab banyak ambruknya proyek infrastruktur di negeri ini disebabkan oleh sebagian besar tenaga kerja asing (TKA) tidak tersertifikasi.
Parahnya lagi, ambruknya proyek infrastruktur itu, kata dia, justru memakan korban dari pekerja dalam negeri.
“Akibat TKA tidak tersertifikasi banyak proyek infrastruktur ambruk dan memakan korban jiwa buruh-buruh kasar Indonesia,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/4).
Tidak hanya itu, kondisi itu malah diperparah dengan beberapa dugaan penyelewengan bahan baku yang tidak sesuai standar.
Seperti yang terjadi pada beberapa hari lalu di Minahasa, Sulawesi Utara. Dimana setidaknya ada konstruksi jalan tol runtuh dan menimbun tiga orang pekerja.
“Ada apa ini sebenarnya proyek proyek Infrastruktur yang di programkan Joko Widodo banyak mengalami accident dengan runtuhnya kontruksi infrastruktur seperti Jalan Tol Minahasa, Jalan Tol Becakayu, Jembatan di Bandara Cengkareng, kontruksi beton pada proyek LRT di Pulomas, tol Sumatera amblas, apartemen ambruk dan banyak lagi,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, saking banyaknya proyek infrastruktur runtuh selama beberapa tahun terakhir, anak buah Prabowo Subianto ini bahkan berani mengatakan sepertinya semua pekerjaan kontruksi infrastruktur yang dibangun pada Jokowi sudah tidak lagi memperhatikan K3 alias Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
“Sehingga banyak kecelakaan kerja yang menyebabkan kerugian jiwa pada buruh-buruh Indonesia,” tandasnya
Dia menduga banyaknya proyek infrastruktur yang ambruk itu karena didanai dari hutang pemerintah Indonesia ke China. Yang mana China mengharuskan proyek di dalam negeri untuk menggunakan material yang di impor dari negaranya pula.
Padahal kualitasnya KW 3 dan sangat rawan dengan kerusakan. Baik itu pada saat pembangunannya, atau pun pada masa depan.
“Contoh saja semen impor, besi impor yang murah dari China belum tentu kualitasnya KW 1,” imbuhnya.
Hal ini katanya lumrah saja karena banyaknya mafia alias broker proyek di kementerian terkait yang menyebabkan pengurangan biaya proyek akibat permintaan fee tender yang sangat besar.
“Jadi lumrah saja akhirnya banyak infrastruktur yang dibangun dengan mengunakan material KW 3 alias kualitas grade 3,” jelasnya.
Belum lagi, lanjutnya, baru-baru ini pemerintah membuat Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk mempermudah pekerja asing masuk ke Indonesia. Arief nampaknya tak yakin bahwa para TKA yang bekerja di proyek-proyek infrastruktur mengantongi sertifikat sebagaimana mestinya.
“Karena itu Depnaker Juga harus lebih aktiv untuk mengawasi pembangunan proyek proyek infrastruktur terkait penerapan K3 dan pengunaan TKA yang bersertifikat,” tandasnya.
Lebih lanjut Arief mendesak DPR RI untuk memanggil semua kontraktor dan mengorek informasi dari mereka. Utamanya buka-bukaan terkait real cost proyek infrastruktur.
“Dan Presiden jangan pura-pura engga dengar. Jangan sampai infrastruktur yang dibangun diera Joko Widodo justru ketika digunakan banyak menyebabkan kecelakaan,” demikian Arief Poyuono. (kl/rakyatmerdeka)
Post a Comment