Wartawan Senior; Kenapa Media Mainstream Tidak Beritakan Tobat Pendukung Jokowi?
Jabungonline.com – Wartawan senior Yus Soema di Pradja menyebut pers di Indonesia saat ini sudah tak lagi bekerja sesuai dengan fungsi awalnya. Bahkan para pekerja pers kini malah mau diatur oleh rezim pemerintahan atau oleh orang yang memiliki kekuatan ekonomi yang sangat besar.
“Padahal pers itu kan tidak boleh berpihak,” tegasnya dalam diskusi bertajuk ‘Ngopi Ngerumpi’ di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Berita-berita yang disampaikan oleh seorang wartawan harusnya berisikan informasi soal dinamika kehidupan masyarakat. Misalkan, kata Yus, sapaan akrab dia, tentang bagaimana kehidupan ekonomi mereka, termasuk berita soal mahasiswa ataupun masyarakat yang tengah berdemo.
Foto: FB Iwan Sumule
“Saya diajarkan kalau ada satu orang demo dekat Istana itu berita. Pergi wawancara rakyat, bagaimana kehidupan mereka, bagaimana ekonomi mereka,” ucap mantan wartawan Indonesia Raya dan Kompas.
Contoh paling konkret adalah berita soal aktivis Jaringan ProDEM yang melakukan taubat nasuha di Istana Negara. Mereka menyatakan menyesal menjadi pendukung Jokowi. Namun kebanyakan media tidak menyorot hal ini.
“Tobat nasuha di depan Istana, pers mainstream tidak memberitakan. Hanya Rakyat Merdeka Online yang memberitakan itu,” sesal putra dari Mr. Ma’mun Soema di Pradja, Menteri Dalam Negeri Pasundan zaman Soekarno.
Jumat siang 16 Maret 2018, sejumlah aktivis yang sebelumnya mendukung Joko Widodo menyatakan tobat nasuha di depan istana negara.
Para demonstran yang tergabung dalam kelompok Pro Demokrasi atau Prodem ini menyatakan menyesal mendukung Jokowi di Pilpres 2014 lalu, dan menyebut janji-janji mantan walikota Solo ini palsu. (rmol)
Post a Comment