Tidak Dengarkan Aspirasi Poro Kyai, Nunik Dinilai Keblinger
Jabungonline.com – Perpecahan di tubuh DPW PKB Lampung mencapai puncaknya usai Arinal disandingkan dengan kader PKB Chusnunia Chalim (Nunik). Hal ini disampaikan Midi Iswanto, anggota DPRD Lampung dari Fraksi PKB yang selama ini bersama-sama Khaidir Bujung, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPW PKB Lampung, kencang menyuarakan menolak Arinal. Selain tidak ada aliran warga NU, Arinal juga selama ini tidak pernah melakukan komunikasi politik dengan DPW PKB Lampung.
Keputusan bersanding dengan Arinal dinilai sebagai salah satu keputusan Nunik yang tidak bijak karena tidak mendengarkan masukan dari pengurus DPW PKB Lampung dan poro kyai. Hal ini diakui sebagai keputusan Nunik, karena Ketum PKB Muhaimin Iskandar saat datang ke Lampung pernah mengatakan, menyerahkan sepenuhnya keputusan di Pilgub Lampung kepada Bupati Lampung Timur itu.
“Nunik sudah keblinger, sudah tidak mendengar saran dan masukan teman-teman termasuk poro kyai yang di dalam PKB adalah sebagai panutan. Saya kecewa berat atas putusan DPP tentang deklarasi Arinal-Nunik. Inikan partai yang dilahirkan oleh pemikiran poro kyai dengan satu harapan partai ini bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Bukan kemaslahatan orang per orang. Tapi kenyataannya sangat jauh berbeda,” ujar Midi berapi-api.
Midi mengatakan, Nunik hanya mementingkan diri sendiri terbukti dari kalahnya keinginan banyak orang, yakni kader, pengurus, dan poro kyai tentang harapan dukungan pilgub dapat dikalahkan oleh keinginan seseorang saja. Bahkan Midi menilai, harusnya Nunik blak-blakan saja ingin maju dan disandingkan dengan siapa. Jangan menjebaknya seperti saat ini.
“Kalau Nunik dari awal pengen nyalon dengan siapa, kan bisa diobrolin dengan semua teman-teman PKB Lampung. Jangan diam-diam tahu-tahu ngomong di koran mau nyalon. Gak ada yang dikasih tahu. Coba aja nanti calon-calon Pileg 2019, pasti punya kasus yang sama. Kita lihat saja. Ini sama saja menjebak kami para pengurus,” bebernya.
Midi heran karena usulan DPW yang merupakan aspirasi dari kader tentang pilgub, bahkan juga sudah pleno itu juga tidak digunakan dan tidak dipakai. “Atau mungkin dilirik saja nggak. Tahu-tahu diam-diam deklarasi di Jakarta. Pengurus DPW dan anggota fraksi tidak ada yang dikasih tahu, apalagi DPC. Terus bagaimana ini. Mau nyalon kok diam-diam, nyumput-nyumput ngapain. Nanti hantu-hantu itu yang suruh milih,” tegasnya.
Menurut Midi, langkah politik Nunik saat ini tidak jelas. “Ini mau menang apa mau apa sih. Atau ada maksud-maksud lain. Apa karena Arinal punya kebon. Tuh mulai kurang ajar juga tuh kebon, numpang tanam di Lampung kok sekarang ikut ngacak-ngacak, buat kacau balau Lampung. Lihat tuh gara-gara kebon banyak ulah demo dimana-mana. Tanah sudah serobot sana serobot sini. Mereka itu kan Hak Guna Usaha saja. Artinya kan numpang dengan batas waktu di Lampung ini. Ya jangan buat gaduh di Lampung dong. Jangan mengajari masyarakat Lampung tidak baik. Jujur saya selaku kader partai saya sedih, malu ketika mendengar deklarasi Arinal-Nunik,” keluhnya.
Ia memastikan, semua orang pasti bisa menebak, ini jelas karena sesuatu (mahar politik yang besar-red). Terlepas itu benar atau salah, menurut Midi, pasti orang akan ngomong PKB kok seperti itu, partainya kyai kok gitu.
Midi bahkan menegaskan posisinya di PKB bahwa jika keputusan itu tidak ditinjau lagi ia tidak akan mau memberikan dukungan dan tidak akan menggerakkan mesin politiknya. “Saya tidak mau dukung mereka berdua. Saya berharap Ketua Umum saya Cak Imin untuk dapat meninjau kembali. Itu saja. Karena semata-mata saya hanya ingin PKB Lampung punya marwah, punya nilai keislamannya di mata masyarakat. Saya hanya ingin PKB solid, kompak, tidak bercerai berai. Karena pasti ini akan menjadi ancaman Pemilu 2019 nanti,” tegasnya.
Sementara itu Nunik belum merespons saat dihubungi via ponselnya. Beberapa waktu lalu sempat membalas pesan WA dengan menyebut belum ingin membahas politik terlebih dulu. (bnn)
Sumber: RLT
Post a Comment