TERUNGKAP! Polisi Sebut Senjata yang Diimpor Tak Berbahaya, INI FAKTANYA!
Jabungonline.com - Polisi menegaskan bahwa senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40×46 mm yang diimpor Polri dan saat ini berada di cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) bukanlah senjata untuk membunuh.
Kakor Brimob, Irjen Pol Murad Ismail, menjelaskan senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40×46 mm tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan sesuatu seperti tembok ataupun anti tank.
“Ini bukan buat anti tank atau apa. Ini digunakan juga untuk di daerah operasi,” ujar Murad di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
Murad mengakui dari namanya jika belum mengetahui senjata tersebut akan terkesan seram.
“Mendengar nama Arsenal Stand Alone Grenade Launcher itu luar biasa dan kita mendengar nama itu seakan-akan grenade launcher yang luar biasa. Padahal pelurunya bulat. Pelurunya ada banyak,” jelas Murad.
Murad menjelaskan bahwa senjata tersebut dapat menggunakan peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, dan ada juga peluru yang menimbulkan ledakan. Murad mengatakan bahwa senjata ini tidak dapat membunuh tapi hanya memberi efek kejut.
“Saya kemukakan di sini sebenarnya senjata ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut,” tambah Murad.
***
Benarkah demikian?
Dihimpun dari SERUJI, spesifikasi senjata yang diimpor Polisi tersebut, berdasarkan dokumen dan keterangan yang terkonfirmasi, terdiri dari Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL/pelontar granat) kaliber 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk, dan amunisi 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi lontaran granat berdaya ledak tinggi sebanyak 5.932 butir.
Melalui situs sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan senjata militer Fort Hungary http://www.forthungary.com, diketahui bahwa 40 x 46 mm round RLV-HEFJ adalah jenis senjata standar militer yang berkekuatan ledak tinggi dan dapat menjangkau hingga 400 meter.
Amunisi 40 x 46 mm round RLV-HEFJ ini dari keterangan yang didapat termasuk kategori amunisi yang mematikan dan dapat dilontarkan menggunakan pelontar granat Arsenal Stand Alone Grenade Launcher kaliber 40 x 46 mm.
Jadi dari data yang diperoleh cukup jelas bahwa Amunisi 40 x 46 mm round RLV-HEFJ adalah senjata penghancur berdaya ledak tinggi. Jika berbicara tentang SAGL, memeng SAGL tidak berbahaya, karena hanya sebuah alat pelontar yang bisa diisi berbagai jenis amunisi, mulai yang tidak berbahaya seperti gas air mata atau peluru asap, hingga RLV-HEFJ berdaya ledak tinggi dan mematikan.
Persoalannya, amunisi yang diimpor bersamaan dengan SAGL tersebut adalah amunisi yang mematikan.
Lalu tujuan apa yang ingin dicapai dengan mengimpor senjata dan amunisi yang bisa membahayakan tersebut? Sebelumnya juga dikatakan oleh pihak Polri bahwa senjata yang mereka pesan adalah dari PT. Pindad, lalu kenapa jadi impor dari Bulgaria?
Post a Comment