CIIA Kritik Seruan Menag soal Materi Dakwah
Jabungonline.com - Terkait Sembilan seruan Menteri Agama soal materi dakwah, Direktur Community of Ideological Islamic Analyst Harits Abu Ulya, menilai hal itu tidak tepat sasaran.
Ini karena jika Negara ingin menekan radikalisme, seharusnya memberikan solusi-solusi praktis bagi masyarakat bukan dengan membatasi konten ceramah.
“Yaitu dengan lebih awal membaca secara holistik problem akar dari radikalisme yang lahir di dunia Islam secara umum termasuk Indonesia di dalamnya,” ujar Harits, lansir Republika, Senin (1/5/2017).
Setidaknya ada tiga akar masalah atau faktor lahirnya radikalisme. Pertama, lanjut Harits, adalah faktor rasa ketidakadilan baik dalam konteks domestik maupun global di dunia Islam yang perlu jawaban tuntas dan solusi.
Menurut Harits, selama konstelasi dunia masih unipolar, yakni dengan Amerika sebagai sumbu putarnya, maka Islam akan apatis dan pesimis keadilan global di dunia Islam akan terealisir. Sehingga persoalan ini butuh solusi konkrit.
“Kedua, faktor kemiskinan tidak jarang menjadi stimulan lahirnya tindakan-tindakan bias dan keputusasaan dalam kehidupan sosial, dan hal ini kuncinya adalah pendidikan. Sikap rasional dan proporsional sangat terkait dengan level pemikiran seseorang, pendidikan punya peran krusial atas perkara tersebut,” jelas Harits
Persoalan ekonomi yang bermartabat, jelas Harits, menjadi problem mendasar kemiskinan yang harus bisa segera diatasi.
Harits menegaskan, jika tiga faktor ini terabaikan oleh Negara, dan Negara justru fokus melakukan perang pemikiran de ngan membatasi konten ceramah, ini akan sarat dengan perdebatan.
“Karena tidak mungkin konten ceramah itu melulu, dan kebutuhan masyarakat Islam adalah pencerahan dalam banyak aspek terkait kehidupan mereka,” kata Harits. []
Post a Comment