Marak Pembagian Sembako oleh Timses Paslon Nomor 2, Ahok: Saya Enggak Tahu
Jabungonline.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak mungkin melakukan kampanye uang dengan membagi-bagikan sembako dalam Pilkada DKI Jakarta. Ahok menepis pihaknya membagi-bagikan sembako jelang pemungutan suara.
Ia mengaku rekam jejaknya di dunia politik tidak pernah menggunakan cara membagi sembako untuk mendulang suara."Saya enggak tahu (bagi sembako). Saya dari dulu kalau Anda lihat karir politik saya, paling enggak suka bagi sembako," kata Ahok di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017).
Dia juga menyebut tidak pernah melakukan kegiatan bakti sosial selama kampanye."Saya paling enggak suka baksos kesehatan. Makanya kita selalu katakan kita tiap hari baksos kok di rumah sakit kesehatan 24 jam," ujarnya.
Menurutnya, dibandingkan membagikan sembako lebih baik mempublikasikan program yang telah dijalankannya selama menjabat orang nomor satu di DKI Jakarta.Karena pada akhirnya program itulah yang akan dirasakan lebih lama oleh warga ibu kota.
Ia mengaku lebih suka memberikan jaminan kartu Jakarta pintar ataupun daging murah dalam operasi pasar lewat Pasar Jaya atau Food Station Cipinang. "Saya paling enggak suka bagi bagi sembako," kata Ahok.
Ahok juga akan menegur relawannya ataupun partai pendukung jika memang terbukti membagikan sembako.Sebab dia tidak pernah melakukan hal tersebut selama karir politiknya."Saya enggak tahu pendukung mana? Mesti ditegur. Yang pasti kami enggak pernah membagi, tim pemenangan juga enggak pernah. Saya sudah bilang saya paling sebel bagi sembako. Makanya timses kita enggak boleh bagi sembako," pungkasnya.
Sebelumnya, banyak ditemuka fakta tim paslon nomor 2 kedapatan membagikan sembako di masa tenang. Di Kepulauan Seribu misalnya, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kepulauan seribu mengamankan 23 ekor sapi dari PDIP. Sapi-sapi tersebut tersebar di beberapa pulau seperti Pulau Tidung hingga Pulau Pramuka.
Puluhan Sapi tersebut sudah diamankan Panwaslu Kepulauan Seribu pada hari Senin (17/4). Selain itu, Panwaslu juga mengamankan 150 paket sembako. Sembako ini dikirimkan dari relawan pasangan calon Ahok-Djarot. Sembako tersebut sudah diamankan pada hari Minggu (16/4).
Di Jakarta Pusat, rumah salah satu warga yang dijadikan posko relawan Ahok-Djarot digeruduk warga. Polisi mengatakan relawan Ahok-Djarot, Badja (Barisan Ahok-Djarot), hendak membagikan sembako di Jalan Petamburan VII, Tanah Abang.
Warga sekitar meradang karena menilai pembagian sembako pada masa tenang kampanye merupakan pelanggaran aturan pemilu."Jadi ada Badja mau bagi-bagi sembako. Ada minyak, gula pasir, beras. Barang-barangnya ada yang sudah di-packing, ada yang belum di-pack. Sudah masuk di rumah Pak RT, yang dijadikan posko," ujar Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Mustakim Senin (17/4/2017).
Kampanye hitam dengan bagi-bagi sembaku juga terendus Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jakarta Timur yang melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum yang terindikasi sebagai relawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Panwaslu Jaktim berhasil mengamankan 175 karung sembako.
Bahkan, rumah dinas Anggota DPR RI sebagai tempat penampungan sembako yang dibagikan ke warga oleh tim pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Rumah dinas tersebut terletak di Komplek DPR RI Kalibata, Jakarta Selatan. Saat ini, kata dia, di rumah itu terdapat tumpukan sembako yang diduga akan disebar sebelum pencoblosan.
Diketahui, rumah tersebut merupakan rumah dinas yang ditempati Anggota DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan Adian Napitupulu. Sebagian sembako tersebut sudah dibagikan di daerah Kalibata.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) DKI Jakarta sendiri mencatat tim pemenangan Ahok-Djarot paling banyak melakukan dugaan pelanggaran dalam bagi-bagi sembako kepada masyarakat. Baik itu putaran pertama maupun putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Bawaslu DKI Muhammad Jufri. Dia juga meminta, tim pemenangan pasangan nomor urut dua untuk menghentikan kampanye tersebut.
"Pembagian sembako paling banyak dilakukan paslon dua, itu hampir merata ke semua wilayah Jakarta, termasuk Pulau Seribu. Makanya, kami sarankan paslon (nomor urut) dua untuk menghentikan praktik tersebut," pinta Jufri di Kantor Bawaslu DKI Jakarta, Minggu (16/4/2017).
Post a Comment