Penguasa Yang Selalu Curiga Pada Niat Baik Rakyatnya
Oleh Teh' Irmawati Umar
Jabungonline.com - Karena sedang berhalangan shalat, saya memilih untuk tidak masuk ke Istiqlal. Biarlah yang di sana yang memang bisa beribadah.
Saya mendengarkan Ustadz Arifin Ilham dari parkiran stasiun Juanda di sebelah Istiqlal. Tapi makin lama, sejak jam 6 pagi kondisi stasiun makin dibanjiri orang yang terus berdatangan.
Di peron, di toilet, di cafe, orang-orang yang saya sapa rata-rata dari Bekasi, Depok, Bogor. Banyak di antara mereka datang sekeluarga.
Saya banyak memotret peristiwa humanis:
Seorang bapak yang bermain dan bercanda dengan juniornya di tengah hiruk pikuk manusia, seorang bocah lelaki usia SD mungkin kelas 2, mengajak bermain dua adik putrinya yang masih usia TK dan balita, seorang nenek menawarkan makanan pada bocah cilik di dekatnya, pasangan pasutri lansia datang berdua, Ibu-ibu yang menggendong bayi-bayi mereka.
Saya sempat menyapa pasutri muda yang membawa dua putrinya, usia balita dan bayi 8 bulan. Tak khawatirkah mereka membawa anak kecil kemari? Jawabnya "tidak, dengan Bismillah, ini kan aksi damai".
Di sisi lain peron, dua ibu paruh baya yang mendapat kursi karena dua bapak lansia mengalah, eeeh dua ibu malah balik menawarkan kursinya pada seorang Ibu yang menggendong bayinya dan menggandeng balitanya. Si ibu menggendong bayi menolak, dia lebih suka berdiri karena anak dan bayinya suka lihat-lihat.
Hai..., let's see!!!
Mereka membawa serta anak-anaknya karena mereka memang berangkat dengan hati damai dan niat untuk damai. Tak sebersit pun rasa khawatir, yakin ini akan damai dan baik-baik saja seperti 212.
Sementara, hampir tiap 5-10 menit, rombongan dalam jumlah besar datang, baru keluar dari kereta, menuruni tangga dan eskalator sambil melantunkan shalawat.
"Yaa Nabi, salam 'alaika, yaa Rosul salam 'alaika. Sholawatullah 'alaika..." semuanya melantunkan ibarat sedang bernyanyi saja. Sambil mengarahkan kamera dan videonya.
Sesekali diselingi takbir. Gemanya menggetarkan stasiun. Menakutkan ??!!... Tidak!! Bukankah sehari berapa puluh kali kita bertakbir "Allaahu Akbar!!"
Lha wong takbirnya dengan wajah-wajah teduh kok, bukan dengan wajah beringas. Kami cuma ingin melafadzkan takbir! Ada yang takut ??
Ah.. Itu Mungkin setan yang takut ketika asma ALLAH dikumandangkan. Kami ingin damai kok, kami datang dengan niat damai.
Lihatlah keluarga-keluarga asal Jabodetabek yang datang naik kereta, lalu menggelar alas, membuka bekal dan mulai menyuapi anak-anak mereka. Layaknya sedang berwisata ruhani saja. Tak ada rona khawatir akan jadi chaos. Penuh sesak lautan manusia, tapi toh gak ada keributan. Meski antri toilet tapi kebersihan tetap terjaga.
Wahai Penguasa, Apakah engkau akan tetap berburuk sangka pada rakyatmu sendiri?
Kalau kau beri kami kesempatan mengorganisir diri-diri kami, berangkat dengan hati yang bersih dan niat baik, kami akan buktikan bahwa kami jauuuh... jauuh lebih cinta damai dan mencintai Indonesia, tanah air beta, pusaka dari nenek moyang kami.
Kalau tenaga kerja aseng illegal saja dibiarkan dan gak boleh dicurigai, kenapa kami pemilik sah Republik ini selalu dicurigai akan bikin kekacauan???
Janganlah kalian menjadi Al-Imaarotu Syibyan (Penguasa Yang Ke kanak-kanakan )
اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء
(Allahumma inni a’udzubika min imaratisshibyan was sufaha’)
“Yaa Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا
(Allahumma laa tusallith ‘alainaa bidzunubinaa man laa yakhafuka fiinaa wa laa yarhamunaa)
“Yaa Allah -dikarenakan dosa-dosa kami- janganlah Engkau kuasakan (beri pemimpin) orang-orang yang tidak takut kepada-Mu atas kami dan tidak pula bersikap rahmah kepada kami.”
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”
Aamiin..
Post a Comment