Logika Terbalik: Menjaga Kebhinekaan Dengan Membela Penista Agama

Selamat pagi sahabat JO, pada kesempatan kali ini JO akan membagikan informasi mengenai :
Logika Terbalik: Menjaga Kebhinekaan Dengan Membela Penista Agama


Jakarta- Bhineka Tunggal Ika atau yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua, prinsip saling hormat menghormati antara suku, ras, dan agama tanpa memandang dan syarat apapun

Sementara berdasarkan Pasal 1 Undang Undang Nomor 1 PNPS/1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama bahwa penistaan agama adalah:

Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan, mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

Perbuatan penistaan agama jelas adalah salah satu perbuataan yang mengancam kebhinekaan karena dengan pertimbangan sebuah perbuatan penistaan akan berdampak kepada perpecahan di umat

Umat yang dinistakan akan berpecah demi mendukung pendapat dan penafsiran masing masing, ditambah pelaku penistaan adalah seorang pemimpin atau calon pemimpin yang memiliki pendukung

Demi membela pemimpin yang didukung, maka timbullah pendapat dan penafsiran yang berbeda, dengan pendapat dan penafsiran umat yang mengalami penistaan

Jadi sungguh hal aneh, menjaga kebhinekaan dengan membela calon pemimpin yang telah melakukan penistaan, apakah sampeyan waras?

Menjaga Kebhinekaan harusnya dengan memumpuk rasa persatuan, dengan menghilangkan omongan dan perkataan yang dapat membuat umat pecah, dalam artian sifat saling asah, asih, asuh harus ada pada para pemimpin negeri ini

Menistakan agama orang lain sementara sang pemimpin memiliki keyakinan atau agama berbeda adalah sebuah tindakan yang ‘melompati pagar’, ibarat sebuah blunder atau offside omongan dan perkataan sang pemimpin justru melanggar sifat kebhinekaan yang ada

Perbedaan atau Kebhinekaan bukan berarti bebas mengeluarkan pendapat untuk menilai, menafsirkan, hingga akhirnya menistakan agama yang lain

Jangan bersikap ambigu atau tidak jelas, Bhineka Tunggal Ika bisa terwujud sejak Indonesia Berdiri justru karena umat yang menjadi mayoritas di negeri ini selalu bersikap toleran

Jadi aneh, apabila menjaga kebhinekaan dengan membela pelaku penistaan agama

Yang terjadi justru adalah DEMI MEMBELA PELAKU PENISTAAN, PRINSIP KEBHINEKAAN JUSTRU DIJADIKAN ALAT ATAU TAMENG PENYELAMATAN POLITIS, jadilah POLITISASI KEBHINEKAAN

Demikian sahabat JO informasi yang berhasil kami kutip dari berbagai media online, mudah-mudahan bermanfaat.

No comments

Powered by Blogger.