LSI: Elektabilitas Ahok Terus Merosot Drastis, Maret 59,3%, Sekarang Tinggal 31,4%

JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru yang mereka lakukan terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Berdasarkan hasil survei menyebutkan pasangan inkumbent Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat berpotensi kalah karena tren elektabilitas yang menurun drastis.

"Elektabilitas Ahok sejak Maret hingga kini turun 28 persen, sementara pesaingnya (elektabilitas) cukup tinggi," kata peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby saat konferensi pers pada Selasa, 4 Oktober 2016.

Adjie mengatakan bahwa suara pemilih Ahok hanya 31,4 persen saja. Padahal hasil survei LSI Maret lalu elektablitas Ahok mencapai 59,3 persen, dengan tingkat kesukaan masyarakat 71,3 persen. Namun, dalam kurun beberapa bulan saja, elektabilitas Ahok mendadak turun sekitar 28 persen.

Sementara elektabilitas pasangan calon Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno mencapai 21,1 peren atau berselisih sekitar 10 persen dengan Ahok. Sedangkan elektabilitas pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mencapai 19,3 persen atau berselisi 12 persen dengan Ahok. Agus potensial menjadi kuda hitam karena belum lama menjadi politisi sipil, namun dukungan atasnya sudah meningkat.

Survei ini dilakukan LSI sejak sehari pasangan calon mendaftar ke KPUD DKI Jakarta. Mereka melakukan survei pada 26 hingga 30 September 2016. Survei dilakukan dengan metode standar milik LSI, Multistage Random Sampling dengan margin error 4,8 persen.

"Trend penurunan elektabilitas Ahok, sesuai analisis kualitatif LSI, disebabkan empat alasan, pertama, akibat Isu kebijakan publik yang tak disukai: kebijakan penggusuran beberapa wilayah (Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan, Kampung Luar Batang, dan lainnya) dan kebijakan reklamasi teluk. Kedua, Isu personality, ketiga, isu primordial dan keempat, hadirnya kompetitor cagub yang baru: Agus Harimurti dan Anies Baswedan," ujar Adjie.

Kata dia, data ini menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok dalam posisi berbahaya sebagai pasangan inkumbent. Meskipun saat ini Ahok masih unggul dari kedua pasangan calon. "Kami berpengalaman di sejumlah daerah, selisih aman seorang inkumben dengan penantangnya adalah minimal 20 persen," kata Adjie.

"Kembali ke pertanyaan awal, Akankah Ahok kalah di putaran pertama atau di putaran kedua pilkada DKI 2017? Jawabnya, Ahok masih bisa menang jika ia membuat gebrakan baru. Jika tidak, trend menunjukkan Ahok tak sekuat dulu dan bisa dikalahkan. Jika pilkada hari ini, bersatunya kekuatan Anies dan Agus di putaran kedua, potensial mengalahkan Ahok," ucap Adjie.

Sumber: TeropongSenayan

No comments

Powered by Blogger.