Terminal 3 Dibangga-banggakan tapi Kebanjiran, Memalukan!
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR Yuddy Widiana Adia menyatakan, banjir yang terjadi di Terminal 3 Ultimate Minggu (14/8) tidak terlepas dari belum tuntasnya fasilitas baru di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang itu. Karenanya ia mendorong adanya investigasi lantaran terminal baru yang belum siap ternyata dipaksakan beroperasi.
"Memang ini belum tuntas semuannya kan. Sementara terminal tiga yang lama harus sudah direnovasi. Saya kira lakukan investigasi saja, supaya jelas masalahnya," kata Yuddy kepada wartawan di gedung DPR Jakarta, Senin (15/8).
Politikus PKS itu menambahkan, Komisi V DPR memang belum membahas persoalan Terminal 3 Ultimate secara internal. Namun, demi menjalankan fungsi pengawasan, maka komisi di DPR yang membidangi perhubungan itu segera menentukan sikap. "Kami akan bersikap kalau setelah diinvestigasi tidak ada perbaikannya," tambahnya.
Sedangkan anggota Komisi V DPR Syarif Abdullah Alkadrie menyatakan, banjir di Terminal 3 Ultimate merupakan kejadian memalukan. Peristiwa itu juga mengonfirmasi bahwa pengoperasian proyek itu dipaksakan.
"Terminal tiga ini kan kita harapkan membawa dampak positif bagi negara karena akan disinggahi semua orang. Memang kita rasakan ini sangat memalukan. Apalagi kemarin sampai bocor dan banjir. Saya berharap ada evaluasi secara menyeluruh terhadap pihak-pihak terkait," katanya.
Syarif mengaku sudah meninjau langsung terminal baru tersebut pada 10 Agustus 2016, atau sehari setelah dioperasikan. Ia juga mendengar banyak keluhan dari teman-temannya soal pelayanan di Terminal 3 Ultimate. Mulai dari keterlambatan hingga masalah bagasi yang tertinggal.
"Semua mengeluhkan itu. Hari kedua saya langsung cek ke terminal tiga dengan beberapa pihak AP II. Memang itu terlihat sangat dipaksakan. Sampai sampai karpetnya masih belang-belang, di ruang tunggu panas, internet tidak berfungsi baik. Itu harusnya tidak terjadi," tambahnya.(fat/jpnn)
Post a Comment