Hikmah dari Kegagalan Kudeta di Turki
Sepulang mengisi grup pengajian, Jumat malam Sabtu, sekitar pukul 23.00, saya memilih untuk menuntaskan cucian yang tertinggal. Sambil menunggu putaran mesin cuci. Menggerakkan badan dengan senam, nampak membugarkan.
Entah apa, hingga pukul 02.00, saya tak sempat tidur. Saya teringat, mesej yang saya kirim kepada salah seorang WN Turki tanggal 12 Juli lalu. “Pak, boleh saya tanya, bagaimana posisi jamaah Gulen saat ini?”
Status WA hanya read. Tak ada balasan. Hingga menjelang Shubuh. Istri teriak membangunkan. “Erdogan dikudeta.” Saya pun bangkit. Tak sempat meminum kopi Radix yang terhidang. Usai berjamaah. Saya jawab, “Insya Allah gagal.” Saya pun berangkat pergi mengantar anak di MOS-nya sekolah Turki.
Sekira pukul 07.00, wow, menyeramkan. Saya tengok di Aljazeera. Helikopter milik AD Turki, menembaki gedung parlemen dan istana kepresidenan. Namun saya bahagia. Ketika F-16 AU Turki menembak jatuh helikopter tersebut.
Sungguh malam bersejarah luar biasa. Target para komprador kudeta, jelas menghabisi nyawa Erdogan. Tapi Allah menurunkan keajaiban. Para pelaku kudeta, tidak mampu menerka keberadaan Erdogan. Kudeta tidak didukung pasukan elit, Pangkostrad, dan AL.
Pertempuran masih berlangsung. Namun tank-tank baja yang bercokol di jembatan Bhosforus sudah dihancurkan F-16 dan tentara kudeta sudah menyerah. Banyak hikmah di balik kisah kudeta yang gagal untuk kelima kalinya.
Pertama; Erdogan membuktikan bahwa ia seorang pemimpin tulus ikhlas hingga dicintai puluhan juta rakyatnya. Artis, rakyat kecil Turki, hingga pelaku bisnis lantang teriak, “Kami tak inginkan kudeta. Kami inginkan Erdogan.”
Bayangkan, rakyat turun ke jalan, menenteng senjata. Menyerbu tank-tank baja. Semua patuh pada satu komando, Erdogan, “Turun! Kita lawan mereka yang menginginkan Turki mundur 60 tahun ke belakang.”
Kedua; “Operasi kudeta yang gagal adalah bagian dari skenario dan kasih sayang Allah bagi Turki. Saatnya, kami membersihkan anasir pengkhianat di tubuh militer.” Demikian ditegaskan Erdogan.
Ketiga; Suksesnya Erdogan dan AKP, menguasai intelejen Turki. Kudeta terhadap Erdogan sudah terlihat sejak 6 bulan lalu. Saat itu, senator AS menegaskan, “AS siap mengakui hasil kudeta terhadap Erdogan.”
Nadi sebuah negara modern adalah badan intelejen. Sedari awal, Erdogan memahami pentingnya penguasaan intelejen. Kita perhatikan, sejak upaya kudeta ketiga tahun 2007. Erdogan sangat intensif melakukan pembersihan di tubuh intelejen.
Kini dalam ceramah LIVE, Erdogan menegaskan, “Turki tidak akan tunduk pada hukum militer. Jangan lupakan para pejuang R4BIA.” Mengisyaratkan pada pendukung Mursi yang dibantai As-Sisi di Mesir.
Salam hormat untuk Tuan Erdogan. Kegagalan kudeta, membuat Mesir, Uni Emirates Arab, Israel, Assad, AS, Perancis, Jerman, Yunani, Rusia gigit jari. Terus jaga diri. Sebab, Anda wahai Tuan Erdogan, harapan dan kebanggaan muslim normal di seluruh dunia. (nandang)
Sumber: dakwatuna
Post a Comment