Bangga Budaya Impor: Republik Jeroan Sapi
Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu, di Kantor Kementerian BUMN mengatakan Indonesia sudah melakukan impor 2000 ton jeroan sapi bersamaan dengan impor daging beku sebelum lebaran
“Jadi begini, impor jeroan itu bukan khusus impor jeroan dan yang impor pertama itu hanya bagian dari penugasan 10.000 ton itu. Di dalamnya ada 1.000 ton hati 1.000 ton jantung,” terang Wahyu.
Dia menambahkan, sejauh ini permintaan jeroan impor cukup banyak. Oleh sebab itu, jika jatah jeroan impor habis, maka Bulog akan mengimpor lagi.
“Kalau kurang impor lagi. Kalau sudah habis, kita impor lagi,” tuturnya.
Pernyataan Direktur Pengadaan Bulog di atas seolah menegaskan budaya impor adalah sebuah kesenangan; kalau kurang impor lagi, kalau sudah habis, kita impor lagi’ seolah menjelaskan ketidakmampuan untuk pemenuhan stok dipasar dengan stok dalam negeri
Impor dan impor lagi; budaya yang menyenangkan dan sangat mudah diucapkan, tak terasa di negeri ini peternak lokal akhirnya hanya bisa menjerit sapinya dihargai murah karena tidak ada yang membeli
Indonesia telah mengklaim kan diri menjadi Negeri Impor, Republik Jeroan Sapi.
Post a Comment