Antara Pemimpin Penghibur dan Pemimpin Negarawan: Jokowi Yang Mana?
Politik- Berbicara mengenai janji politik Pemerintahan Jokowi seolah tiada habisnya; dari istilah perekonomian yang akan meroket hingga akan menjungkirbalikkan harga bahan pokok dan daging, semua akhirnya hanya masuk tataran Pemberi Harapan Palsu (PHP)
Tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri 2016, harga daging dihampir seluruh pasar di Jakarta mengalami kenaikan harga paling tinggi yaitu 150 ribu per kilo bahkan harga tersebut kemungkinan bisa naik lagi dalam beberapa hari kedepan sampai pada hari minus satu lebaran
Sementara itu, disaat yang sama, Presiden Jokowi dihadapan media nasional, memberikan hiburan berupa adu panco dengan putranya bernama Kaesang
Negeri ini butuh seorang pemimpin yang negarawan bukan pemimpin penghibur
Yang siap menghadapi ketika persoalan bangsa kedepannya, bukan yang siap berjanji ketika terlambat mengantisipasi persoalan kedepannya
Persoalan kenaikan harga daging pada saat lebaran adalah hal klise yang sudah terjadi hampir tiap tahunnya; untuk itu antisipasi lah jauh sebelum waktu terjadi kenaikan; bukan justru mengeluarkan jurus PHP dengan patriotik akan menjungkirbalikkan harga tersebut secara cepat
Nyatanya, kebijakan impor daging sapi beku; akhirnya dinikmati oleh pihak swasta bukan hanya rakyat saja; hingga akhirnya swasta ikut berperan ‘mematikan’ usaha negara untuk mendapatkan stok kebutuhan akan daging tersebut di Australia
Ingat pula, janji pemerintah yang akan memberikan gaji ke-13 kepada para pensiunan; dengan pernyataan yang diberikan dihadapan media nasional; Namun tengoklah akhirnya, Pmerintah membatalkan janjinya, akhirnya para pensiunan tidak mendapatkan hak atas janji yang sudah terlanjur diumumkan
Ironis memang, Negara ini butuh pemimpin yang paham akan tugasnya, bukan semata memberikan hiburan hiburan satir yang justru membuat Rakyat semakin ‘dingin’ terhadap kepemimpinan bangsa
Antara pemimpin penghibur dan pemimpin negarawan; manakah yang cocok disandang oleh sang presiden Jokowi?
Post a Comment