ACT: Bantuan Kemanusiaan untuk Suriah Adalah Misi Negara


Ahyudin mengakui, di tahap-tahap awal, ada pengaruh dari berkembangnya isu Sunni-Syiah terkait tragedi kemanusiaan di Suriah.

DALAM tiga hari, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerima amanah tidak kurang dari lima belas ribu donatur dari masyarakat hingga terhimpun dana senilai dua milyar rupiah. Simpati terhadap isu kemanusiaan di Suriah, menunjukan masyarakat telah bersikap objektif, menafikan stigmatisasi teroris, dicurigai ISIS, ataupun isu Sunni-Syiah yang selama ini menjadi kekhawatiran masyarakat untuk membantu tragedi kemanusiaan di Suriah.

“Hari ini, masyarakat mengedepankan tragedi kemanusiaan di Suriah, dan menafikan isu Sunni-Syiah. Sikap objektif itu otomatis isu terkait hal itu terpinggirkan. Ada yang jauh lebih esensial ketimbang isu Sunni dan Syiah, ini isu kemanusiaan. Suriah bagi dunia merupakan bumi kemanusiaan yang terbesar. Tidak ada tragedi kemanusiaan di dunia di abad ini seperti di Suriah,” ujar Presiden ACT Ahyudin menjawab pertanyaan Islampos di Kantor ACT Sabtu (07/05/2016).

Ahyudin mengakui, di tahap-tahap awal, ada pengaruh dari berkembangnya isu Sunni-Syiah terkait tragedi kemanusiaan di Suriah. Tapi, kini masyarakat makin objektif melihat sentiment isutersebut. Masyarakat menafikan itu, dan lebih mengedepankan tragedi kemanusiaan yang lebih signifikan.

Dibandingkan dengan peran negara-negara Islam, NGO yang terlibat dalam memberikan dukungan dan bantuan terhadap tragedi kemanusiaan di Suriah, justru dominan dari negara Eropa dan AS. “Suriah seperti bumi tempat berkiprahnya ribuan lembaga-lembaga kemanusisaa di dunia.”

Ahyudin memberi contoh, saat kejadian tsunami di Aceh. Ketika itu pegiat kemanusian di dunia terlibat dalam aksi kemanusiaan di bumi rencong tersebut. Tsunami di Aceh saat memunculkan 131.000 lembaga kemanusiaan di dunia. Bahkan Tsunami Aceh membuat seperlima manusia menangis. Hal ini serupa dengan Suriah.

Dalam berkoordinsi, ACT bukan hanya bekerjasama dengan IHH di Turki, tapi juga dengan berbagai pihak, termasuk sowan dengan Kemenlu dan Konsulat RI di Turki. Yang jelas, banyak pilihan untuk berkoordinasi dengan banyak pihakm bukan hanya IHH.

Terkait jaminan keamanan, ACT berangkat dengan mekanisme yang legal, mengurus Visa. Bahkan Kemenlu berterima kasih pada ACT karena telah menjadi diplomat kemanusiaa dunia.

“Tim yang diberangkatkan untuk memberi bantuan kemanusiaan ke Suriah adalah sebuah misi kenegaraan. Kami bangga atas nama bangsa Indonesia untuk membantu saudara-saudara kami di Aleppo dan di pengungsian. Kita tidak boleh terhenti karena takut untuk menjalankan misi kemanusiaan.”

Publik dunia pun tersentak dengan aksi membabi-buta rezim Suriah. Mereka menunjukkan dukungan kepada warga sipil Suriah yang menjadi korban lewat jagat media sosial. Tagar #AleppoIsBurning dan #saveAleppo pun memenuhi ragam linimasa di media sosial. Beberapa aksi damai mengecam tindakan tak beradab itu berlangsung di beberapa kota dunia. [Dt]

No comments

Powered by Blogger.