Polarisasi Pasca Dipecatnya Fahri dari PKS
Oleh: Ustadz Abrar Rifai
Malang, Indonesia
Kalau ada yang beranggapan bahwa dikeluarkannya Fahri dari PKS tidak akan berpengaruh terhadap polarisasi kader dan simpatisan PKS, itu sama halnya dengan mengingkari timbulnya asap karena adanya api.
Naif, sungguh naif siapapun yang beranggapan seperti itu. Beda Bos, seorang Fahri Hamzah dengan Syamsul Balda, Yusuf Supendi dan Ustadz Mashadi sekalipun. Cukuplah kiranya pencapaian suara Fahri pada pilleg yang lalu menjadi parameter kualitas dan penerimaan masyarakat terhadap Fahri.
Suara yang didapatkan Fahri melampaui jumlah suara semua tokoh di PKS. Bahkan sekelas Ustadz Hidayat Nur Wahid sekalipun. Begitu juga dalam setiap kunjuangan Fahri ke daerah maupun Luar Negeri, Fahri selalu menjadi sentral perhatian dan dinanti ceramah, komentar dan pendapatnya.
Jadi walau sebenarnya masih relevan, tapi sebaiknya sudahi saja para kader dan simpatisan mempersonifikasi Fahri Hamzah sebagai Khalid Bin Walid atau Sohibul Iman sebagai Umar Bin Khaththab. Karena memang sungguh tidak sebanding jika keduanya harus ‘ditasybihkan’ dengan dua sahabat besar tersebut.
Karena kalau kita menarik ini pada peristiwa sejarah di kalangan sahabat, nanti akan banyak nama sahabat yang keluar. Selain Khalid dan Umar, ada nama Abu Bakar yang tidak mau memecat Usamah walau didesak oleh sahabat yang lain. Ada Muawiyah yang tidak mau berbaiat kepada Ali. Ada Ka'ab, ada Sa'ad dan sahabat sahabat lainnya dengan berbagai dinamika, konflik dan polemiknya.
Saatnya sekarang semua melihat realitas. Buka mata, buka hati. Bagaimana Partai ini didirikan. Siapa saja yang terlibat. Apa saja kontribusi masing-masing orang di dalamnya. Bagaimana keberpihakan masyarakat kepada mereka. Realitas politik dan prosedur hukum sungguh jangan pernah diabaikan. Karena bisa jadi blunder dan menyengsarakan banyak orang nantinya.
Ustadz Anis Matta pada peristiwa penangkapan LHI oleh KPK dulu berujar: “Kita mendukung pemberantasan korupsi di Republik ini. Tapi kita menentang upaya pemberantasan korupsi dengan cara-cara tiran!” Maka saya pun ingin sampaikan di sini; Bahwa kita mendukung penegakan disiplin organisasi, tapi kita menolak upaya penegakan disiplin organisasi menggunakan cara-cara tiran!”
Post a Comment