Pengamat Intelejen; Mengapa PKS Selalu dibuat ‘Ribut’ Satu Tahun Sebelum Pemilihan Penting?

Lingkarannews.com- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah sebuah Partai yang termasuk Fonemenal dari sejarah pendirian serta eksistensi dalam perpolitikan nasional
Posisi PKS yang sangat penting dalam KMP (koalisi merah putih) bersama Gerindra, seolah menjadi bukti yang menjelaskan bahwa PKS sudah bukan partai medioker lagi, tapi sudah menjadi partai yang ikut menentukan kebijakan perpolitikan nasional
Dari potensi besar tersebut disertai kultur dan kekuatan kader mudanya, PKS juga merupakan target untuk dicari sela untuk mengikis kekuatannya
Belajar ketika kasus LHI yang terjadi pada 30 Desember 2013, dianggap sebuah proyek penggorengan habis habisan atas nama baik partai PKS secara nasional, menimbang 2014 adalah masa pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden
Publik diarahkan opini untuk tidak percaya kepada partai kaum muda seperti PKS, dengan alasan partai korupsi sapi dan tagline tagline negatif lainnya
Dan ini menjadi perhatian, bagi salah satu pengamat intelejen Sofyan Lubis; Sofyan Lubis mengatakan PKS adalah sebuah partai yang memang menjadi target untuk selalu dicari sela kelemahan dan mengikis kekuatannya
Dalam sebuah taktik Intelejen, teknik menghancurkan sebuah organsisasi atau partai bisa dilakukan dengan dua hal yaitu dari luar (bisa berupa kebijakan pembatasan dan pengekangan untuk bisa berkembang) dan hal ini biasa dilakukan oleh sebuah rezim otoriter
Namun yang sangat berbahaya adalah teknik penyusupan (penanaman); PKS pernah punya sejarah bernama Ahmad Fathanah yang sudah diketahui adalah seorang infiltran binaan yang sengaja ditanam di elite PKS, sosok sosok seperti ahmad fathanah inilah yang sangat berbahaya karena akan mengahancurkan kekuatan internal partai
Sofyan Lubis yang dalam obrolannya dengan Lingkarannews.com. disebuah mall kawasan senayan juga mengatakan, praktek infiltran atau menanam orang biasa menjadi teknik standar untuk sebuah organsasi yang bersifat pengkaderan dan militan
Ditanam sejak lama, dengan tujuan dapat digunakan pada waktu yang tepat dan mampu menggetarkan seperti gempa yang sistematik atau memberi dampak luas kepada partai tersebut
Intelejen itu bersifat diam, larut dan tak terasa hingga nantinya sangat efesien dalam membunuh
Partai seperti PKS adalah sebuah contoh nyata, dimana intelejen selalu bergerak ketika kekuatan politik solid sangat dibutuhkan untuk berlomba
Ibarat sebuah partai, PKS pasti menargetkan kekuatannya dipakai solid pada pemilihan yang dinilai strategis seperti Pileg, pilpres bahkan pilgub didaerah strategis
Dan menurut Sofyan Lubis, Hitungannya kembali secara politik, seandainya tidak ada kegaduhan soal Fahri Hamzah dan presiden PKS; tentu dari 2016 sd 2017 kekuatan politik PKS akan sangat solid
Biar bagaimana pun sosok Fahri Hamzah adalah singa podium atau orator ulung, tengoklah pidato pidato nya demi partai nya sendiri yaitu PKS serta untuk KMP dengan Prabowo-nya
Sosok Fahri Hamzah ibarat Goal Getter mumpuni, tentu sangat bermanfaat kepada sosok Gubernur yang akan diusung PKS atau calon gubernur yang dipilih oleh koalisi yang dibangun seperti KMP
Menariknya, sosok tersebut harus di lempar dari lapangan pertempuran dikala suasana pemilihan kedepan makin dekat
PKS pun gaduh, pun gorengan gorengan ‘pengikisan’ kepercayaan makin ditabuh oleh media media yang sangat menyukai operan lempar lambung hasil intelejen
Tinggal bagaimana simpatisan dan konstituen, satu hal penting; PKS itu bukan lagi milik elite elite PKS semata, namun sudah milik nasional; dari tukang becak hingga mahasisiwa dan pada tingkat itulah kepercayaan kepada sebuah partai seperti PKS dipertaruhkan
PKS harus siap pendapat dan komentar orang lain, tidak lagi cukup pendapat penguasa atau elite nya samata
Dan dititik tersebutlah, kepercayaan atas penilaian publik tercipta; benarkah keputusan DPP PKS memecat kader nya bernama Fahri Hamzah atau sebaliknya, benarkah langkah yang diambil Fahri Hamzah untuk mengugat Presiden PKS
Ini sudah masuk tataran wacana publik, lagipula PKS harus siap atas penilaian dan komentar ‘pedas’ dan negatif publik; karena sebgaai partai politik yang bersifat nasional; kebijakan apapun akan mendapat respon secara nasional
Diluar itu semua, PKS kembali mengalami yang dinamakan masa panen apa yang ditanam (Infiltran) tutup Sofyan Lubis

No comments

Powered by Blogger.