LMND Lampung : Diskusi Publik dengan Tema “BANGUN PERSATUAN MAHASISWA ; Amalkan Tri Darma Perguruan Tinggi demi terwujudnya Pendidikan Gratis, Ilmiah dan Berkualitas”

Bandar Lampung - 24 April 2016, Kegiatan diskusi publik dan pelantikan eksekutif komisariat LMND Universitas Bandar Lampung dan IAIN Raden Intan Lampung.
Rangkaian acara dimulai pada pukul 10:00 WIB diawali dengan pembacaan SK Eksekutif Kota LMND Bandar Lampung sebagai bentuk pengesahan struktur terpilih hasil konferensi komisariat.

Acara yang digelar di gedung Majelis Penyeimbang Adata Lampung, Jl. Z.A. Pagar Alam Gedong Meneng Bandar Lampung ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari bebagai organisasi intra maupun ekstra kampus seperti BEM Universitas Lampung, HMPSA UBL, UKM Futsal UBL, UKM Bahasa, Serikat Mahasiswa Indonesia dan lain sebaganya. Diskusi Publik dengan tema “BANGUN PERSATUAN MAHASISWA ; Amalkan Tri Darma Perguruan Tinggi demi terwujudnya Pendidikan Gratis, Ilmiah dan Berkualitas” ini dimoderatori langsung oleh ketua Eksekutif Kota LMND Bandar Lampung Muhammad Arira Fitra.

Dalam kesempatan ini ada empat orang panelis yang hadir antara lain Bapak Syahril Daud S.P., M.Si. selaku Akademisi dari Universitas Bandar Lampung, Ahmad Hidayat (Presma BEM Univ Lampung), Beny Agung (SMI Bandar Lampung) dan Reynaldo Sitanggang selaku ketua EW-LMND Lampung.

Syahril Daud S.P.,M.Si. dalam pemaparannya menjelaskan "bahwa sistem pendidikan nasional di negara ini belum terbangun sebagaimana amanat UUD 1945. Hal tersebut memang harus sedikit-demi sedikit dibangun agar kokoh dan dapat menyentuh seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana amanat UUD 1945 (pasal 31 ayat 1-4) bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayai penyelenggaraanya maka hal mendasari penyelenggaraan pendidikan adalah modal penyelenggaraan yang bersumber dari APBN maupun APBD. Yang artinya kebutuhan ekonomis yang akan menopang penyelenggaraan pendidikan, hari ini kita lihat bahwa mahalnya biaya pendidikan disebabkan ketidakmampuan negara dalam mengolah SDA yang diliki", papar beliau.

Syahril menambahkan "Begitu banyak kekayaan alam kita yang dikuasai oleh perusahaan asing sehigga tidak memeberikan masukan maksimal ke kas negara. Nah untuk itu dengan adanya persaingan global ekonomi indonesia juga harus mampu menopang kebutuhan negara dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia agar dapat lebih kompetitif  dengan negara berkembang lainnya" terang beliau.

Presma BEM Univeraitas Lampung, Ahamad Hidayat menyambut bahwa adanya MEA sebagai bentuk pasar bebas baru di Asean menjadi tantangan tersendiri. Dengan melihat sistem pendidikan nasional, pendidikan tinggi di Indonesia hematnya kita belum dapat bersaing, namun mau tidak mau kita akan mengikuti perubahan tsb. Kampus sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun sekarang telah menjadi perusahaan penghisap mahasiswanya melaui uang kuliah tunggal yang tidak objektif penetapannya. Ditambah kajian objktif atas suatu permaslahan yang diwujudkan dalam laporan penelitian ilmiah yang diharapkan mampu menjadi referensi pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi hanya dijadikan formalitas atau gugur kewajiban.

Dari pembahasan kedua panelis ini dapat ditarik poin bahwa hari ini sistm pendidikan nasional maupun pendidikn tinggi belum terbentuk dengan baik yang mengaibatkan kurang berkualitasnya SDM dan juga tidak meratanya penerima pendidikan sebagaimana amanah konstitusi dalam rangka mewujudka cita-citabangsa salah satunya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesis (sila ke 5). Untuk itu dalam perjuangan rakyat yang kini harus di galakka adalah bagaimana membaur dengan seluruh wadah perjuangan sektoral rakyat.

Reynaldo Sitanggang (Ketua EW-LMND Lampung) menyambuat soal persatuan mahasiswa mengatakan bahwa sejarah pendidikan tinggi khususnya dimulaidengan perjuanagan angkatan muda yang pada saat itu mampu menasionalisasi perguruan tinggi milik pemerintah kolonial belanda sehingga kita kenal saat ini dengan Univ.Indonesia, IPB, ITB dan lain sebagainya. Maka dapat kita ambil poin penting bahwa persatuan merupakan alat utama dalam memperjuangkan hak warga negara. Saat ini bukan lagi penjajah yang akan kita lawan, namun musuh yang sudah ber-evolusi (Kapitaisme) dengan menjajah ideologi suatu bangsa yang akan memporak-porandakan perekonomian dan mendikte kebijakan politik yang berakibat pada pembodohan masyarakat. Dengan persatuan lah mahasiswa kan menemukan kekuatan da kesatuan platformperjuangan yaitu mewujudkan cita-cita pendiri bangsa yang kaitannya pencerdasan seluruh warga negara dan kehidupannya.
Selain itu adanya beberapa program pendidikan gratis (WAJAR 12 Tahun) fan bina lingkungan yang hari ini diterapkan pemerintah daerah ternyata belum menjadi jawaban atas kebutuhan pendidikan. Nyatanya efektivitas dan efisiensi dari program tersebut masih dipertanyakan. Sedngkan dengan menjamurnya sekolah swasta juga menjadi faktor pembanding penyelenggara negara dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut mengamini bahwa pendidikan adalah koditi dan siswa adalah konsumen bagi pihak sekolah lanjut Aldo.

Asas demokrasi dalam dunia pendidikan telah begeser menjadi asas oligarki dimana penyelenggara pendidikan adalah para pemilik modal yang menghitug penyelengara.(Alfian)

No comments

Powered by Blogger.