Komnas HAM: Tak Mempan Disogok Densus, Istri Siyono Berikan Pelajaran Berharga untuk Bangsa Indonesia


Sikap tegas istri Siyono yang menolak uang sogok dari polisi pasca kematian suaminya dinilai telah memberikan pendidikan dan pelajaran bagi bangsa Indonesia.

Di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Komisioner Komnas HAM dan perwakilan PP Muhammadiyah membuka dua gepok uang sogok yang diberikan polisi kepada Suratmi, istri Siyono. Sebelumnya, istri Siyono telah menyerahkan uang pemberian polisi atas kematian suaminya itu kepada PP Muhammadiyah, akhir Maret 2016 lalu. 

“Ibu Suratmi menyerahkan uang ini dengan alasan kami menerima uang ini perasaannya malah tidak tenteram, sesak, kata dia,” kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik Busyro Muqoddas, sesaat sebelum membuka gepokan uang di Komnas HAM, Senin (11/04), dilansirkiblat.net.

Busyro menjelaskan bahwa istri Siyono tidak pernah membuka bungkusan tersebut. Pasalnya, sejak awal dia tidak mau menerima uang yang diberikan setelah suaminya meninggal saat diperiksa Densus itu.

“Ini kan pendidikan moral, kejujuran, keperwiraan yang datang dari orang kecil,” ujar Busyro.

Dia menambahkan bungkusan yang dipercayakan kepada Muhammadiyah itu hanya disimpan, dan sama sekali belum dibuka. Setelah dipertimbangkan, gepokan uang itu sengaja akan dibuka di depan wartawan.

“Sekali lagi pertimbangannya sederhana, menghormati undang-undang dasar,” kata Busyro. “Karena rakyat itu mempunyai hak konstitusional untuk memperoleh informasi yang jujur,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komnas HAM Hafidz Abbas. Menurutnya, kondisi Suratmi sebenarnya cukup memprihatinkan dengan lima anak sepeninggal suaminya. Namun hal itu tak serta merta membuatnya menerima uang pemberian polisi.

“Jadi ini satu pelajaran sangat berharga bagi bangsa ini,” ungkap Hafiz.

No comments

Powered by Blogger.