Bupati Lamtim Prioritaskan Dunia Pendidikan

Bupati Lamtim memberikan arahan kepada siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

SUKADANA--Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim, mengharapkan pendidikan di wilayahnya bisa lebih baik lagi, terutama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

Hal itu dikatakannya karena masih banyaknya siswa yang putus sekolah hanya di tingkat SMP, bahkan tingkat SD, jelas Bupati saat saat berkunjung di SMAN1, Way Jepara, untuk melihat pelaksanaan ujian nasional (UN), Senin (4/4/2016). 

Dihadapan siswa Peserta UN, Chusnunia meminta agar siswa jangan puas hanya sampai pendidikan SMA. Sebab, segala macam pekerjaan baik di swasta maupun negeri dalam membutuhkan tenaga kerja rata-rata bergelar sarjana sebagai syarat pendidikan.
"Jika lulus nanti kalian harus bisa kuliah dan bisa menimba ilmu yang lebih bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa" ujar Bupati.

Pendidikan di Lampung Timur digambarkan oleh Chusnunia seperti sebuah bentuk piramida, besar di dasar runcing di atas, yang artinya pelajar di Lampung Timur rata-rata masih banyak yang hanya mengenyam pendidikan SD dan SMP, sehingga banyak yang berhenti saat memasuki pendidikan SMA.

"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi saya untuk membenahi pendidikan di Lamtim. Kemungkinan soal ekonomi yang menjadi alasan mereka tidak melanjutkan sekolah, jadi perekonomian masyarakat perlu di tingkatkan," terang Chusnunia.

Pantauan Lampung Post, di sebuah dusun Sinarbanten Desa Labuhanratu 1, Kecamatan Way Jepara, RT1 dan RT2, banyak terdapat anak putus sekolah yang hanya mengenyam pendidikan SD dan SMP, sehingga mereka mayoritas bekerja sebagai buruh serabutan bagi yang laki-laki dan yang perempuan lebih memilih bekerja ke luar negeri.

Data yang didapat Lampung Post di Lapangan, dari dua RT 1 dan 2, terdapat 60 Kepala keluarga atau 60 rumah, dari 60 rumah itu setiap penghuni rumah bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.

"Setiap rumah di dua RT ini, salah satu keluarganya ke luar negeri, mau gimana lagi, sekolah nggak punya biaya, tani juga enggak punya sawah. Buruh upahnya kecil, ya lebih baik keluar negeri saja, bahkan ada yang satu rumah suami istri berangkat ke luar negeri, anaknya dititipkan di rumah neneknya," kata salah satu warga.

No comments

Powered by Blogger.