Bedah Buku "Tuhan Maha Romantis" di Unila
BANDAR LAMPUNG, -Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan (Hima Hidrila) Fakultas Pertanian Universitas Lampung menggelar bedah buku bertajuk ‘Tuhan Maha Romantis” karya Azhar Nurun Ala di Gedung A1 Fakultas Pertanian Unila, Sabtu (9/4) pagi.
Bedah buku yang diikuti 300-an peserta dari mahasiswa perikanan, himpunan mahasiswa di Fakultas Pertanian, dan lembaga kemahasiswaan di Unila ini menghadirkan penulis buku "Tuhan Maha Romantis", Azhar Nurun Ala, putra daerah Lampung yang alumnus jurusan Ilmu Gizi Universitas Indonesia, sebagai pembicara.
Dalam sambutannya Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila, Kurnopriawan Hidayat, menyatakan mahasiswa adalah tonggak penerus sejarah.
"Dari bukulah kita belajar dan dari menulis kita dapat melatih kemampuan maka bedah buku ini sengaja dilaksanakan oleh mahasiswa perikanan unila agar kita bisa berubah kearah yang lebih baik,” katanya.
Dekan Fakultas Pertanian Unila, Irwan Syukri Banuwa, mengatakan menulis merupakan budaya dan menjadi mahasiswa merupakan waktu yang tepat untuk mengubah ke arah yang lebih baik.
"Dengan menulis kita akan tetap ada, seperti kredo filsuf Rene Descartes. aku berpikir maka aku ada (Cogeto Ergo Sume). Makanya, acara bedah buku ini merupakan hal positif. Kita dorong mahasiswa untuk menumbuhkan semangat dalam menulis,” kata Irwan.
Azhar Nurun Ala mengaku sejak kecil tidak memiliki cita-cita sebagai penulis, hidup dari keluarga yang sederhana, dan tinggal di daerah yang jauh dari jalan raya.
Azhar mengaku, saat sekolah dirinya tidak suka membaca dan tidak pernah mengikuti organisasi.
Menurut Azhar,ada dua hal yang membuatnya merubah karakter kita yaitu orang yang ada di sekitar kita dan buku yang dibaca.
” Kita mengenal Soekarno tetapi tidak mengenal kakek kita, karena Soekarno seorang penulis. Dari situlah saya membayangkan dan terinspirasi untuk menulis," kata Azhar.
“Tuhan Maha Romantis”bercerita tentang dua orang mahasiswa junior dan senior yang saling jatuh cinta yang tidak mungkin untuk mengatakannya. Akhirnya,terdapat titik puncaknya dimana si wanita ini menghilang selama 5 tahun.
Cerita dipicu dengan kondisi emosional yang disebut jatuh cinta. Ekspresi orang jatuh cinta senyum-senyum sendiri walaupun tidak mengakuinya. Ada yang bilang cinta itu buta, tidak pandang umur, tidak pandang wajah, kumis dan lainnya. Namun ada yang bilang cinta adalah interaksi, persahabatan dan memberi. Menurut penulis “Cinta adalah pekerjaan menjaga dan merawat dan menumbuhkan seseorang atau sesuatu menuju derajat kehidupan yang lebih tinggi. Pekerjaan mensyaratkan segala hal.
Didedahkan dalam buku itu: Ketika cinta tidak meningkatkan kehidupan, derajat dan kebahagian berarti itu bukan cinta. Ketika kita bilang mencintai ibu kita berarti kita siap menumbuhkan dan meningkatkan derajat ibu kita. Mencintai adalah pilihan. Dalam akhir materi bedah buku penulis berpesan “Pandai-pandailah mencintai dan mencari orang yag dicintai.
Post a Comment