Tohir Bawazir: Umat Islam Tidak Boleh Keluar dari Pertarungan Politik Nasional
DEMOKRASI merupakan permasalahan yang cukup menjadi polemik di masyarakat, khususnya di Indonesia, ada yang pro dan kontra. Ada juga yang sangat ekstrim dalam menolaknya sampai menghukumi kafir. Ada pula yang menolak prosesnya, tapi tetap harus taat ketika telah diputuskan pemimpinnya.
Untuk menengahi masalah ini, Pustaka Al Kautsar menggelar bedah buku Jalan Tengah Demokrasi karangan Tohir Bawazir di panggung utama Islamic Book Fair Jakarta (IBF), Ahad (28/2).
“Saya mengajak baik yang pro dan kontra terhadap demokrasi, pertama kita harus berangkat dari kecintaan terhadap negeri ini (Indonesia), karena negara ini adalah wujud dari perjuangan tokoh-tokoh Islam kita terdahulu,” ujar Tohir.
Ia juga mencontohkan, perjuangan para tokoh-tokoh Islam terdahulu, seperti perumusan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Bila kita cermati seksama, kata Tohir, maka nampak sekali nuansa Islamnya. Tentu itu merupakan hasil perjuangan tokoh-tokoh Islam kita.
“Bagaimanapun jeleknya negeri ini, kita tidak boleh keluar dari gelanggang, karena di luar kita banyak kaum sekuler, kafir, liberal, bahkan imperalis, zionis dan sebagainya akan mencoba menguasai negeri ini. Kalau kita semakin mundur, nanti kita akan menjadi kaum yang terpinggirkan sedangkan kita mayoritas di negeri ini,” ujarnya.
Ia juga mengajak kaum muslimin untuk terlibat dalam perjuangan ini, baik dengan terjun langsung dalam politik ataupun tidak, minimal kita harus mengapresiasinya dengan positif.
Di penghujung pembicaraannya, ia menjelaskan konsep “demokrasi” ini juga telah dijalankan sejak era dini Islam. Ia mencontohkan pemilihan Shahabat Abu Bakar Ash-Shidiq.
Kala itu, kata Tohir, para sahabat terbagi menjadi kelompok Muhajirin dan Anshor sampai akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai Khalifah. Proses seperti ini terjadi pula ketika proses pemilihan khalifah Utsman bin ‘Affan.
Dalam bedah buku ini, hadir pula Ismail Yusanto (Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia) dan Fachry Ali (Pengamat Politik LIPI). Acara ini dimoderatori oleh Bapak Artawijaya. [Rv]
Post a Comment