Protes PLN, Masyarakat Lampung Gelar Aksi Hidupkan Lilin
Ribuan lilin dinyalakan dalam Gerakan untuk Lampungku di Bundaran Gajah, Tugu Adipura, Bandar Lampung, Kamis (17/3/2016). Aksi tersebut sebagai petisi kepada PLN.
BANDAR LAMPUNG -- Gerakan untuk Lampungku Terang Benderang yang digelar di Tugu Adipura, Bandar Lampung Kamis malam (17/3/2016) dipadati ratusan masyarakat Lampung yang kecewa dengan kinerja PLN Lampung.
Aksi damai ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan untuk menghapuskan duka kesedihan masyarakat Lampung atas pemadaman listrik yang sering terjadi di Lampung.
Ketua YLKI Lampung, Subadra Yani dalam sambutannya meminta seluruh pihak PLN sesegera mungkin perbaiki transmisi. "Kami mendesak Pemprov Lampung bisa menyelesaikan permasalahan jalur transmisi ini. Kita berikan waktu setengah tahun. Karena perbaikan tidak seperti membalik tangan, kita minta pihak PLN dan pemerintah bisa merealisasikan jalur transmisi listrik," jelas Subadra, Kamis (17/3/2016) malam.
Perwakilan LBH Bandar Lampung, Alian Setiadi menegaskan pihaknya akan segera menggugat pihak PLN ke Pengadilan Negeri Tanjungkarang. "Kita tunjukkan kepada pemerintah dengan aksi ini kita peduli krisis kelistrikan Lampung. Setelah aksi ini kita akan gugat PLN. Kami berharap masyarakat bersama-sama dengan kami saat kita datang menggugat ke Pengadilan," ujar Alian dalam orasinya.
Kekesalan masyarakat terlihat dari celetukan yang diteriakkan selama aksi berlangsung. "Kantor deket, setrum ajah PLN," teriak salah seorang Simpatisan.
"PLN tukang bohong, janji palsu saja," teriak seorang bapak bapak berpeci.
Perwakilan Walhi Lampung, Hendrawan dalam orasinya memastikan aksi ini tidak ada unsur politis dan murni gerakan masyarakat tanpa ada yang menunggangi. "Kita harus mengawal proses yang sudah kita mulai ini hingga selesai tanpa ada kompromi. Kita punya Way Besai, Batutegi, dan Tarahan dengan sumber potensi energi listrik yang berlimpah. Tapi yang ada Lampung masih mati lampu bahkan sehari bisa tiga kali," tegas Hendrawan.
Masyarakat yang hadir rata-rata mengetahui aksi ini dari media sosial. Seperti Bella, mahasiswi Unila, yang awalnya mengetahui aksi dari broadcast via BlackBerry Messenger. "Awalnya dari BBM, tertarik ikut karena saya merasakan sulitnya mengerjakan tugas ketika mati lampu. Harapannya seterusnya lancar karena menghambat dan bikin semosi," jelas gadis berhijab ini.
Sementara itu, anggota DPR, Dwi Aroem Hadiatie yang turut hadir dalam acara mendukung kegiatan postif akibat krisis defisit listrik di Lampung yang semakin parah. "Ini harus didorong dan di-support agar pihak terkait swasta dan PLN menjadi lebih sensitif dan aware. Dari 2015 kemarin juga saya sudah berkirim surat ke PLN Pusat mempertanyakan persoalan listrik yang dijawab PLN menjelaskan persoalan membangun lahan ini juga disampaikan di situ. Kedepan Lampung harus mandiri energi," tutup Aroem yang juga anggota komisi VI DPR ini.
Post a Comment