Korban Banjir Butuh Bantuan Sembako dan Obat
Warga Pesawahan, Teluk Betung Selatan korban banjir luapan sungai way Belau. |
Bandar Lampung -- Pasca diterjang banjir akibat luapan sungai Way Belau, warga Pesawahan, Teluk Betung Selatan kembali bangkit, menata hidup seperti sedia kala. Berbagai aktivitas dilakoni disana.
Seperti seorang wanita lanjut usia Nur Samsul (55) bercerita dengan lepasnya. Curahan hatinya tentu tentang kondisi rumah dan usahanya yang hilang seketika dihanyutkan air sungai.
Sebelumnya, ia sempat berdagang pecel, karedok dan buah-buahan untuk menghidupi asap dapur rumah tangganya.
Walaupun penghasilannya tak seberapa, ia tetap berusaha tegar. Beberapa warga lainnya ikut berceloteh penuh haru, mewakili tetangga lainnya yang tak kalah nahas nasibnya.
Saat bercerita, nadanya sedikit mengurat, bukti bahwa dia masih mengharapkan uluran tangan dari pihak yang peduli.
"Kanyut semua dagangannya, dari hari Selasa sore, sudah lima hari tidak dagang,"kata dia kepada lampost.co, Jumat (18/3/2016).
Tak hanya usahanya, berbagai kebutuhan pokok sandang dan pangan juga dibawa oleh dinginnya air sungai dengan debit yang besar.
"Beras saya kebasahan. Habis semuanya, kasur , baju semua kebawa air, modalnya habis. Disini banyak yang dagang sama semua nasibnya,"tuturnya.
Panjang bercerita, ia berdagang sejak tahun 90an untuk menghidupi keluarganya. "Saya dagang dari anak saya masih kecil sampai SMA suami saya kuli kerja di gudang,"paparnya.
Saat ini, mereka benar-benar membutuhkan bantuan, bukan hanya benda dan makanan instan, tapi berkelanjutan. "Kami dikasih bantuan nasi bungkus kalau pagi dan malam, tapi satu bungkus untuk satu rumah, padahal penghuninya kan banyak ada anak cucu juga,"ucap dia.
Jika malam tiba, bantuan nasi tidak efektif menahan perut mereka yang keroncongan. "Kalau malam nasinya datangnya lama, kami udah istirahat duluan, kecapean. Kalau ada bantuan langsung masuk kesini kalau bantuannya didepan kan ga cuma korban yang terima, orang lewat geh dapat juga untuk sarapan,"tuturnya.
Sembako, beras, obat obatan, selimut dan pakaian, benda itu yang mungkin bisa membantu lebih, sesuai apa yang mereka butuhkan. "Sudah mulai sakit semua, ini kaki saya mulai gatal kena kutu air,"keluhnya.
Senada dikatakan Ajit (60) ia mengeluhkan penyakit asam urat yang dideritanya. Jika dinginnya malam menusuk, kakinya terasa linu bahkan sakit. "Kalau malam dan kena air kakinya ngilu, bengkak-bengkak,"ujarnya.
Meski kerugian besar dialami warga secara merata, namun mereka tetap tegar dan bersyukur. Sebab, terjangan banjir tak dialami pada malam hari.
"Kami bersyukur banjirnya ga dateng waktu malam hari dan ga mati lampu, kalau malam dan gelap pasti banyak makan korban,"kata dia sambil bersandar di tiang rumah.
Dia mengisahkan , saat dramatis ketika banjir datang. "Jadi waktu banjir kami tarik siapa saja yang dilihat untuk diselamatkan . Karena mikirin keselamatan dulu,"paparnya.
"Badan sudah mulai gatal-gatal gara-gara kutu air, dari lumpur, badan sakit semua , sampai masuk angin karena beresin lumpur sama barang sampai malam,"imbuhnya.[Lp]
Post a Comment