Dokter Ahli Jiwa: Pembunuhan Sadis Banyak Dilakukan Pasangan Homoseksual
SEGARKAN kembali ingatan, kasus kekerasan hingga pembunuhan sadis banyak dilakukan oleh pasangan homoseksual yang selingkuh. Mereka sangat posesif terhadap pasangannya. Sebagai contoh, kasus Ryan, Babeh, dan Robot Gedek (2008). Contoh lain adalah perancang busana Perancis ternama, Versace, yang dibunuh secara sadis oleh kekasih homoseksualnya sendiri.
Demikian dikatan dokter spesialis ahli jiwa (psikiater) Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari kepada Islampos di Jakarta, belum lama ini menanggapi perilaku LGBT merupakan gangguan jiwa.
Dadang Hawari sependapat dengan pernyataan Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP PDSKJI). Organisasi ini menyatakan orang dengan perilaku homoseksual, yakni gay dan lesbian, serta biseksual masuk dalam kategori Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Sedangkan, transeksualitas dinyatakan masuk dalam kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), berhak mendapat layanan kesehatan jiwa.
Kaum LGBT diyakini lebih posesif dalam menjalin asmara, dapat berakibat sadism. Lantas kenapa penyuka sesama jenis itu terkesan lebih sadis, seperti banyak kasus yang terjadi? Mengutip pendapat Psikolog UI Liza Marielly Djaprie, penyuka sesama jenis bisa diibaratkan susi mencari barang yang diinginkan. Karena susah ditemukan, maka akan dipegang terus.
Prof. Dr. Gray Remafedi dari Universitas Minnesotta, AS juga mengatakan, gay disebabkan karena trauma di masa kanak-kanak. Gay dapat disembuhkan menjadi heteroseksual dengan menjalani “restorative therapy”. “Jadi, LGBT terjadi bukan karena faktor gen. Hal ini penting bagi pencegahan LGBT, yaitu pendidikan agama sejak usia dini.”
LGBT bukan bawaan dan bukan karena faktor genetic, juga bukan sesuatu yang kodrati. Klaim homoseksual tidak bisa diubah secara psikologis, juga keliru besar. Faktanya, penyakit ini bisa diobati secara psikologis. Hasil penelitian Paul Cameron PhD dari Family Research Institute, disimpulkan, diantara penyebab munculnya dorongan perilaku homoseksual ada;ah pernah disodomi sewaktu kecil.
Penyebab lainnya, masih kaya Paul Cameron, adalah pengaruh lingkungan, diantaranya: pendidikan yang pro-homoseksual, toleransi sosial dan hukum terhadap perilaku homoseksual. Adanya figure yang secara terbuka berperilaku homoseksual, serta penggambaran bahwa homoseksual adalah perilaku yang normal dan bisa diterima. Perilaku LGBT itu bisa menular kepada orang lain.
Prof. Dadang Hawari punya metode dan terapi tersendiri untuk menyembuhkan gangguan mental dan perilaku LGBT. Ada empat metode, yakni: restorative therapy, bilogik, psikologik, sosial dan spiritual.
Ancaman Ketahanan Keluarga
Pengaruh LGBT selain mengancam keutuhan keluarga. Dalam keluarga yang yang saling menyayangi menjadi fondasi untuk memudahkan hidup dan berkembangnya nilai-nilai hidup yang benar.
“Sebaiknya keluarga yang bermasalah, penuh kekerasan atau contoh perilaku seksual bermasalah, menjadi tempat bersemayam hidupnya nilai-nilai negative. Bahkan kondisi psikologis yang trauma itu menjadi dasar anak-anak membenci lawan jenis dan menyukai sesama jenis (LGBT),” demikian dikatakan Dewan Pakar Asosiasi Psikologi Islam, Fuad Nashori.
Teori terkenal yang mengungkap pengaruh lingkungan di rumuskan oleh psikolog Albert Bandura, yaitu Teori Belajar Sosial. Teori ini mengungkan, individu memahami sesuatu, tertarik dan bahkan menunjukkan perilaku tertentu itu diinspirasi, dipengaruhi, difasilitasi oleh orang lain, terutama orang-orang yang dianggap penting oleh individu itu.
Aliah BP Hasan, penulis Fitrah Heteroseksual Manusia menegaskan, manusia diciptakan memiliki fitrah, baik secara biologis, afektif, kogninitif maupun spiritual. Khusus biologis, argument bahwa kromosom xq28 menjadi dasar klaim gay dan lesbianisme adalah alamiah, sesungguhnya tidak ilmiah.
“Kromosom tersebut hanya ilusi belaka karena berbagai riset para ahli menolak kromosom xq28. Karenanya tidak ada alasan biologis untuk terjadinya ketertarikan terhadap semua jenis (LGBT),” jelas Aliah.
Pada akhirnya, LGBT mengancam keturunan manusia, tidak berproduksi. Jika LGBT terus berkembang, inikah pertanda manusia akan punah? [Dt]
Post a Comment