Maukah Puan Menemani Rakyat Miskin Diet
Pernyataan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang meminta agar rakyat miskin diet dan kurangi makan seolah menyakiti hati rakyat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan hingga September 2015 mencapai 28,51 juta atau 11,13% dari total penduduk Indonesia. Namun, jika dibanding periode September 2014 angka terus meningkat.
Kepala BPS Suryamin menyebutkan, pada periode September 2014 jumlah penduduk miskin masih sekitar 27,73 juta jiwa atau 10,96% dari penduduk Indonesia. Dibanding September 2015, jumlah penduduk miskin meningkat sekitar 780 ribu jiwa.
Pernyataan Puan yang selanjutnya dibantah hanya sebagai gurauan semata, tetap saja membuat perasaan Rakyat Miskin yang sudah terpinggirkan akhirnya makin tersindirkan
Sindiran satire, yang mungkin menyakiti hati 28,51 Juta rakyat miskin
Bukankah justru 28,51 juta tersebut harusnya menjadi tanggungjawab pemerintah yang berkuasa dengan kebijakan kebijakan janji kesejahteraannya?
Peneliti Formmapi, Lucius Karus menilai, meski bernada gurauan, pernyataan tersebut tak pantas keluar dari seorang menteri.
Hal itu, menurutnya, menunjukkan lemahnya sensitivitas seorang Puan. “Soal pernyataan Puan yang meminta orang miskin diet dan mengurangi konsumsi makanan menunjukkan rendahnya sensitivitas Puan selaku wakil pemerintah dan negara di hadapan rakyatnya sendiri,” kata Lucius Karus ketika seperti dikutip dari laman merdeka.com, Selasa (2/2).
“Pun seandainya pernyataan itu diungkapkan Puan dalam konteks becanda tetap saja secara etis tak bisa dibenarkan,” tambahnya.
Bagi Lucius, menjadikan beras miskin (raskin) sebagai bahan candaan ibarat membuka borok sendiri. Raskin adalah bukti kegagalan negara terhadap kesediaan pangan.
“Warga miskin merupakan bukti paling telanjang mengenai kegagalan pemerintah. Kebijakan beras miskin juga seharusnya tak perlu dibanggakan pemerintah. Penamaan beras miskin saja sebenarnya sudah menghina mereka yang menerimanya,” jelas dia.
Dia mengatakan, kemiskinan Indonesia seharusnya diperbaiki bukan ditertawakan. Pria asal NTT melihat gurauan Puan merupakan suatu hal yang tak pantas dan tidak pada tempatnya sebagai perwakilan pemerintah.
“Karena rakyat miskin merupakan manifestasi kegagalan pemerintah maka lelucon Puan menjadi tak lucu. Harusnya dia menertawakan kegagalannya sendiri, bukan malah menertawakan rakyat miskin yang ada karena kegagalan pemerintah,” tandas dia.
Post a Comment