Mahathir: Saya Lebih Baik Mati di Penjara Daripada Berhenti Kritisi Pemerintah


Mantan perdana menteri Malaysia Rabu kemarin (24/2/2016) menegaskan bahwa dirinya lebih memilih mati di penjara daripada berhenti mengkritisi pemimpin negara saat ini. Hal itu dinyatakan Mahathir Mohammad setelah diperiksa oleh polisi dalam penyelidikan pencemaran nama baik.

Pekan lalu, polisi mengumumkan bahwa Dr. Mahathir Mohamad harus diperiksa setelah memposting komentar kritis terhadap PM Najib Razak dan Jaksa Agung negara, laporAnadolu Agency.

Mahathir – yang pernah menjadi perdana menteri terlama Malaysia – Rabu kemarin bersikeras bahwa ia tidak akan pernah mundur dari misinya untuk memaksa Najib Razak mundur dari jabatannya.

“Jika hidup saya harus berakhir mati di penjara, saya tidak akan takut,” katanya kepada wartawan di ibukota Kuala Lumpur setelah diperiksa oleh polisi.

“Saya siap atas konsekuensi yang telah saya lakukan karena kekhawatiran saya atas rakyat dan negara ini, dan untuk ini, saya akan terus berbicara menyampaikan pikiran saya bahkan jika saya harus pergi ke Sungai Buloh [penjara].”

Menurut Mahathir, ia diinterograsi selama dua jam dan polisi menanyakan sekitar 30 pertanyaan tentang blog dan postingannya.

Mahathir menegaskan dirinya menolak untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tidak terkait dengan penyelidikan dan mengatakan kepada petugas bahwa ia hanya akan menjawab di pengadilan.

Awal bulan ini, Mahathir menyerukan pengunduran diri perdana menteri Najib dan menyebut Najib merugikan citra Malaysia di mata dunia.[fq]

No comments

Powered by Blogger.