Jadi Bumerang Bikin Ekonomi Tambah Hancur, Rusia Akhirnya Longgarkan Sanksi Terhadap Turki


Ketika mencoba untuk menghukum ekonomi Turki dengan memberlakukan sanksi, pemerintah Rusia akhirnya menyerah setelah ekonominya berada di ambang kehancuran.

Setelah menghadapi kesulitan di berbagai sektor mulai dari tekstil sampai otomotif, dari makanan sampai konstruksi karena sanksi terhadap Turki, pemerintah Rusia berencana untuk meringankan sanksi terhadap perusahaan Turki.

Harian Bisnis Rusia, Kommersant, melaporkan pada hari Jumat mengutip seorang pejabat Federal yang mengatakan Moskow sedang mempersiapkan untuk memungkinkan beberapa perusahaan Turki beroperasi lagi di Rusia.

Putin memberlakukan sanksi terhadap Turki setelah jet tempur F-16 Turki menembak jatuh sebuah pesawat militer Rusia karena melanggar wilayah udara Turki dekat perbatasan Suriah pada November 2015.

Sanksi meliputi pelarangan produk makanan Turki, tekstil, pariwisata, otomotif dan perusahaan konstruksi.

Tapi setelah memberlakukan sanksi tersebut, ekonomi Rusia, yang sebelumnya telah menghadapi situasi terburuk dalam sepuluh tahun, memaksa Moskow untuk menyerah.

Banyak perusahaan-perusahaan Rusia yang bergerak di bidang otomotif, tekstil dan sektor lain mulai menghentikan produksi karena kekurangan bahan baku dari Turki.

Menurut kantor berita yang dikelola negara TASS, pemerintah federal Rusia akan meringankan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan konstruksi yang dimiliki oleh warga Turki di Rusia.

“Perusahaan kontraktor besar mungkin diperbolehkan untuk beroperasi di Federasi Rusia asalkan mereka mendirikan usaha patungan dengan mitra Rusia dan memiliki tidak kurang dari 75% plus satu saham,” TASS melaporkan mengutip seorang pejabat pemerintah yang berbicara kepada Kommersant.

Meskipun laporan menunjukkan bahwa pelonggaran sanksi anti-Turki berkepentingan hanya pada kontrak proyek-proyek konstruksi untuk Piala Dunia FIFA 2018, yang akan diadakan di Rusia, tetapi ahli mengatakan sanksi akan kembali sebagai bumerang bagi perekonomian Rusia dan memaksa Putin untuk menyerah.

TASS mengatakan pelonggaran sanksi akan bisa dilakukan setelah konsep dekrit yang dikeluarkan oleh Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia ditandatangani, yang menguraikan aturan untuk membuat kontrak dengan pemasok subkontrak Turki di Rusia, yang sebelumnya dilarang.

Pada hari Kamis kementerian menerbitkan rancangan keputusan, yang mengatakan sanksi tidak akan menghalangi perusahaan Turki memenuhi kontrak yang dapat menyebabkan default pada kewajiban internal atau eksternal.

Awal pekan ini seorang pejabat Rusia mengatakan banyak perusahaan besar, termasuk bank ritel terbesar, Sberbank, mengharapkan pemerintah untuk memungkinkan mereka bertransaksi kembali dengan Turki.

Sebulan lalu, perusahaan otomotif Rusia telah mengajukan aplikasi mirip dengan Kremlin setelah menghentikan produksi karena kurangnya komponen otomotif dari Turki.

Selain itu, dalam akhir tahun 2015, pihak berwenang Rusia membuat sebuah daftar perusahaan yang memenuhi syarat untuk mempekerjakan warga Turki, di antaranya ada perusahaan besar yaitu Turkish developers Enka, Renaissance Construction, Ant Yapı.

Sumber: middleeastupdate.net

No comments

Powered by Blogger.