Siapa sangka pagar tanaman yang satu ini memiliki manfaat tak terduga.

Tanaman Kenikir

Daun ini sangat disukai oleh sebagian besar orang sebagai sayuran karena rasanya yang khas, meskipun pahit tetapi tidak bikin bosan pencinta sayuran ini. Daun kenikir atau nama latinnya cosmos caudatus dikenal sebagai pelengkap pada sajian pecel. Tidak ada ruginya memakan daun pahit yang biasa tumbuh di dataran rendah ini. Perdu hijau dengan ciri daun bergerombol ini beraroma wangi dan memiliki rasa sedikit getir.


Kandungan Kimiawi dan Manfaat Kenikir

Tanaman kenikir memiliki bunga berwarna merah, jingga, atau kuning yang sering dijumpai sebagai pengganti pagar tanaman. Siapa sangka pagar tanaman yang satu ini memiliki manfaat tak terduga.

Herbal ini berkhasiat sebagai obat lemah lambung, penguat tulang dan penambah nafsu makan. Daun kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A.

Tanaman ini juga mengandung saponin, flavonoida polifenol dan minyak atsiri. Minyak atsiri diketahui sebagai bahan dasar dari minyak wangi yang mempunyai aroma khas dan mudah menguap.

Kenikir Sebagai Anti Kanker

Manfaat lain kenikir yakni mengandung zat antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Radikal bebas dipercaya memicu banyak penyakit karena faktor lingkungan, seperti kanker dan jantung. Pada kenikir, kandungan flavonoidnya merupakan zat antioksidan paling efektif menangkal zat jahat tersebut. Karena hal ini, kenikir disebut sebagai agen kemopreventif.

Penelitian menunjukkan daun kenikir mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan cukup tinggi dengan IC50 sebesar 70 mg/L (Lotulung et al., 2001). Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria). Pemacuan apoptosis merupakan salah satu cara penghambatan karsinogenesis. 

Abas et al., (2003) menyebutkan bahwa ekstrak metanolik daun kenikir mengandung flavonoid dan glikosida kuersetin. Senyawa flavonoid diketahui mampu menginduksi terjadinya apoptosis melalui penghambatan aktivitas DNA topoisomerase I/II, modulasi signalling pathways, penurunan ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL, peningkatan ekspresi gen Bax dan Bak, serta aktivasi endonuklease (Ren, et al., 2003). Kuersetin memiliki kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker kolon Caco-2 dan HT-29 serta sel kanker leukemia HL-60 dengan cara menstimulasi pelepasan sitokrom c dari mitokondria (Taraphdar, 2001). 

Pebriana et al. (2008) melakukan uji sitotoksik ekstrak metanolik daun kenikir terhadap sel kanker payudara T47D, didapat nilai IC50 sebesar 345 pg/ml. Berdasarkan hasil uji sitotoksik, ekstrak metanolik daun kenikir memiliki nilai IC50 yang relatif tinggi terhadap sel T47D. Namun, pengamatan morfologi sel setelah perlakuan menunjukkan adanya fenomena kematian sel. Sel yang mati berbentuk bulat, tampak keruh dan mengapung. 

Pada pengecatan DNA terlihat adanya fluoresensi hijau terang pada kontrol sel. Warna hijau terang yang seragam pada nukleus dimiliki oleh sel hidup yang masih memiliki membran sel yang utuh (McGahon, et al., 1995). Sedangkan pada sel yang mendapat perlakuan dengan ekstrak metanolik daun kenikir menunjukkan warna yang tidak seragam yaitu warna hijau bercampur oranye yang mengindikasikan terjadinya apoptosis. Hal tersebut terjadi karena sel mulai mengalami membran blebbing, sehingga etidium bromid mulai masuk ke dalam sel. Beberapa sel mengalami kondensasi inti yang ditunjukkan dengan adanya warna kekuningan pada nukleus. Hal ini menandakan adanya peristiwa early apoptosis (Pebriana et al., 2008). 

Ekstrak metanolik daun kenikir memiliki aktivitas dalam memacu kematian sel T47D melalui mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker dengan target aksi spesifik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui senyawa aktif dalam ekstrak yang bertanggung jawab terhadap mekanisme pemacuan apoptosis sel T47D.

Kerabat kenikir yang lain, atau dalam bahasa latin disebut tagetes erecta memiliki manfaat yang sama. Bunga kenikir yang ditumbuk, lalu ditambah dengan cuka dapat digunakan sebagai tapal. Dengan penggunaan yang rutin, tapal dapat dijadikan obat gondongan juga pembengkakan pada payudara.

Jenis kenikir yang satu ini di Jawa biasa disebut tahi kotok. Selain berkhasiat sebagai obat, bunganya dapat digunakan sebagai pengusir serangga dengan aromanya yang khas dan menyengat.

Ternyata mengkonsumsi daun kenikir sebagai sayuran memiliki manfaat yang luar biasa, tetapi patut dicatat bahwa segala makanan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena segala yang berlebihan memiliki efek yang tidak baik bagi tubuh kita.

No comments

Powered by Blogger.