Selamat Merayakan Pesta Demokrasi 9 Desember 2015
5 Desember 2015 kemarin adalah hari terakhir masa kampanye pilkada serentak. Tanggal 9 Desember masyarakat akan memilih pemimpinnya.
Dalam ajaran Islam, memilih pemimpin merupakan bagian dari agama sekaligus merupakan ibadah. Banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan dan memberi arahan tentang memilih dan mengambil pemimpin. Dimana pemimpin bagi umat Islam itu mestilah yang beriman kepada Allah SWT, berilmu, sehat dan kuat untuk bekerja, serta amanah dalam bekerja dan berlaku adil kepada semua yang dipimpinnya.
Dalam skala yang lebih kecil saja, Rasulullah memestikan adanya pemimpin. Bila ada 3 orang yang bepergian, maka satu orang mesti menjadi pemimpin. (Hadits shahih riwayat Abu Daud). Apalagi dalam jumlah orang yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas, adanya pemimpin wajib hukumnya.
Abu Bakar dan Umar bin Kahttab malah mendahulukan urusan kepemimpinan daripada mengurus jenazah Rasulullah saw. Setelah tuntas urusan pemilihan pemimpin, barulah mereka ikut dalam menyelenggarakan jenazah Rasulullah.
Oleh karena itu dalam pilkada besok ini, umat Islam mesti berperan aktif dan jangan golput. Karena pilihan ini akan sangat mempengaruhi kemashlahatan serta kondisi masyarakat 5 tahun kedepan. Sebab mayoritas aturan, regulasi dan bahkan anggaran belanja masyarakat 5 tahun kedepan dipegang oleh yang berkuasa.
Bila semua calon yang akan dipilih adalah orang yang baik, maka pilihlah yang terbaik diantara mereka semua. Bila ada yang baik dan yang buruk, maka pilihlah yang baik. Bila semuanya buruk (insyaAllah tidak demikian adanya) maka pilihlah yang minimal keburukannya dan kemudian bantulah dia bersama-sama mengurangi keburukannya. Jangan golput, karena itu justru akan mempermudah orang-orang terburuk menjadi pemimpin.
Jangan mau memilih orang-orang yang memberikan iming-iming berupa uang, beras dan sebagainya. Pemberian itu sebenarnya adalah penghinaan yang sangat buruk. Bila anda diberi uang 100 ribu rupiah, lalu dia berkuasa 5 tahun atas anda, maka harga diri anda hanya 20 ribu setahun, atau 1.666 rupiah perbulan, atau sama dengan 55 rupiah sehari. Lihat betapa hinanya anda dimata mereka. Buruh kasar saja takkan mau digaji 10 ribu rupiah sehari, apalagi kalau hanya 55 rupiah.
Dan kemudian, orang-orang yang membagi-bagikan uang ini pastilah akan mengambil kembali uangnya setelah berkuasa. Maka selama 5 tahun uang kita sebagai rakyat akan diambilnya. Tidak sekedar 100 ribu, bahkan bisa berlipat ganda.
Mari kita sukseskan pilkada serentak 9 Desember ini. Berdoalah kepada Allah untuk memantapkan hati, ikhlaskan niat dalam memilih, dan jadikan ini sebagai bagian dari amal shaleh bertaqarrub kepada Allah dengan memilih pemimpin yang lebih baik.
SELAMAT MEMILIH, PILIHLAH PEMIMPIN MUSLIM YANG ISLAMI ATAU PALING TIDAK MUSLIM YANG BAIK.
Sumber : dari Grup WA.
Post a Comment