SURAT AL-FALAQ (Bag-1)


Pemateri: Ust. AHMAD SAHAL HASAN, Lc.

BUNYI SURAT

بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)

1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Rabb yang Menguasai subuh,

2. Dari kejahatan makhluk-Nya,

3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,

5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Surat Al-Falaq menurut pendapat yang lebih kuat adalah MAKIYAH yakni diturunkan sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah ke Madinah berdasarkan riwayat Kuraib dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
(At-Tahrir wa At-Tanwir, Muhammad At-Thahir bin ‘Asyur, 30/624).

KEUTAMAAN

Disebutkan dalam beberapa hadits keutamaan surat Al-Falaq bersama dengan surat An-Nas dan Al-Ikhlash, diantaranya:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُنْزِلَ، أَوْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ: الْمُعَوِّذَتَيْنِ»

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat, tidak ada yang semisal dengannya: al-mu’awwidzatain. (HR. Muslim).

وَعَنْهُ قَالَ: أَمَرَنِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ

Dari Uqbah bin ‘Amir ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan aku membaca al-mu’awwidzat SETIAP SELESAI SHALAT.

(HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, dishahihkan oleh Al-Albani).

Al-Mu’awwidzatain adalah sebutan untuk surat Al-Falaq dan An-Nas, artinya dua surat perlindungan. Jika disebut mu’awwidzat, maka surat Al-Ikhlash masuk ke dalamnya.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: بَيْنَا أَنَا أَسِيْرُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بَيْنَ الْجُحْفَةِ وَالأَبْوَاءِ، إِذْ غَشِيَتْنَا رِيْحٌ وَظُلْمَةٌ شَدِيْدَةٌ، فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَتَعَوَّذُ بِـ {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ} وَ {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ} وَيَقُوْلُ: يَا عُقْبَةُ، تَعَوَّذْ بِهِمَا، فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَا. قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِي الصَّلاَةِ

Dari Uqbah bin ‘Amir berkata:
Tatkala aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam antara Al-Juhfah dan Al-Abwa, kami dikelilingi oleh ANGIN dan CUACA GELAP yang dahsyat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memohon perlindungan dengan Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu birabbinnas, dan beliau bersabda:

Wahai ‘Uqbah, berlindunglah dengan keduanya, tidak ada yang semisal keduanya yang dapat digunakan seseorang untuk memohon perlindungan.

Uqbah berkata:
Dan aku mendengarkan beliau mengimami kami dengan kedua surat itu di dalam shalat.
(HR. Abu Dawud dalam Sunannya, Syaikh Al-Albani & Syaikh Syuaib Al-Arnauth menilainya shahih).

Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan:

كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيْهِمَا، فَقَرَأَ فِيْهِمَا ﴿ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴾ و﴿ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴾ و﴿ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴾، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ، وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika MENUJU PEMBARINGAN nya setiap malam,
- beliau menghimpun kedua telapak tangannya,
- kemudian meniupkan kepadanya lalu membaca Qul huwaLlahu ahad, Qul a’udzu birabbil falaq, dan Qul a’udzu birabbinnas,
- kemudian beliau mengusap dengan kedua telapak tangannya seluruh bagian tubuh yang sanggup dijangkau, dimulai dari kepala dan wajahnya, serta bagian depan tubuhnya.
- Beliau melakukan hal itu tiga kali. (HR. Al-Bukhari).

Beliau juga berkata:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِـ(الْمُعَوِّذَاتِ) وَيَنْفُثُ، فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ، وَأَمْسَحُ بِيَدِهِ رَجَاءَ بَرَكَتِهَا

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika merasakan SAKIT, beliau membaca al-mu’awwidzat untuk dirinya dan meniup, ketika sakitnya bertambah berat akulah yang membacakannya dan aku usapkan tangannya (ke tubuh beliau) mengharap keberkahan tangan beliau. (HR. Al-Bukhari & Muslim).

TEMA SENTRAL

Tema utama surat Al-Falaq ini adalah:

التَّحَصُّنُ وَالاِعْتِصَامُ بِاللهِ مِنَ الأَضْرَارِ الْجسَدِيَّةِ وَالدٌّنْيَوِيَّةِ

Berlindung dan berpegang teguh kepada Allah dari bahaya fisik duniawi.

Surat ini mengajarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ummatnya untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan semua makhluk ciptaan Allah secara umum, kemudian dikhususkan setelah itu permohonan perlindungan dari tiga hal:
- dari kejahatan malam,
- dari tukang sihir, dan
- kedengkian orang yang dengki.

Dan semuanya merupakan kejahatan yang bisa membahayakan fisik manusia atau membahayakan keselamatannya di dunia.

"Tujuan dari surat ini adalah mengajaran kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kalimat/bacaan untuk BERLINDUNG kepada Allah

- dari kejahatan makhluk yang berusaha dihindari kejahatannya,
- dari waktu yang di dalamnya banyak terjadi kejahatan, dan
- berlindung dari situasi dimana kejahatan bersembunyi di baliknya agar pelakunya bisa lepas dari konsekuensinya, maka Allah mengajarkan Nabi-Nya surat perlindungan ini agar beliau berlindung dengannya.

Riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dengan surat ini dan surat An-Nas, bahwa beliau memerintahkan para sahabat untuk berlindung dengannya adalah riwayat yang shahih.

Jadi berlindung dengan keduanya merupakan salah satu kebiasaan kaum muslimin." (At-Tahrir wa At-Tanwir, 30/625).

AYAT 1
BERLINDUNG KEPADA RABBUL FALAQ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

“KATAKANLAH !” dalam surat ini adalah perintah Allah untuk mengatakan dan melafalkan doa perlindungan.

Ini mengandung pengertian bahwa kata-kata yang terdapat di dalamnya harus kita jaga, karena di dalam kata-kata tersebut pasti ada keutamaan yang menjadi alasan ia dipilih dan diucapkan sebagai doa.

Al-Falaq adalah subuh, sebagaimana riwayat dari Jabir, Ibnu ‘Abbas dan Zaid bin Aslam radhiyallahu ‘anhum. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/535).

Kita diperintahkan berlindung kepada Rabb Al-Falaq, yaitu Allah subhanahu wata’ala Maha Pencipta, Penguasa dan Pengatur yang menyingsingkan atau memunculkan fajar subuh dari kegelapan malam.

Fajar subuh adalah lambang berakhirnya kegelapan, simbol optimisme akan datangnya cahaya solusi dari problematika yang gelap.

Semua bentuk kezaliman dan kejahatan beserta pelakunya pasti akan berakhir seperti berakhirnya kegelapan malam dengan datangnya fajar subuh:

إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ

Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat? (QS. Hud: 81).

HADIRKAN KHUSYU’ HATIMU DAN YAKINLAH bahwa Dia yang mampu menyingkirkan kegelapan malam dengan memunculkan fajar cahaya subuh pasti sanggup untuk melindungi siapapun yang berlindung kepadaNya dari kegelapan kejahatan yang ia khawatirkan menimpa dirinya.

AYAT 2
BERLINDUNG DARI KEJAHATAN MAKHLUK CIPTAAN ALLAH

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

***

Insya Allah bersambung ke bagian 2, pekan depan.

Dipersembahkan oleh grup WA - MANIS - MAJELIS IMAN ISLAM

No comments

Powered by Blogger.