SENANDUNG KEIMANAN PENGHULU RISALAH




Oleh : Ust. Noorahmat Abu Mubarak

🌾Saudaraku…
Keimanan yang mengakar ke dalam lubuk jiwa seorang mu’min merupakan bekalan utama dalam menghadapi perjuangan hidup dan menangkal propaganda nafsu duniawi. 
Khususnya bagi setiap mu’min yang selalu mencurahkan perhatiannya pada permasalahan ummat yang banyak dijumpai dalam hidup keseharian. 

Tanpa keimanan, tiada satupun senjata yang kuat menembus angkara karena sia-sia segala bentuk persiapan.

🌾Saudaraku…
Bekalan utama yang harus kalian miliki adalah keyakinan bahwa MAUT senantiasa mengintai setiap deru nafas kita. Mutlak jiwa kita ada dalam genggamanNya dan ketentuan ajal atas kita tiada satupun yang dapat campur tangan kecuali Allah Ta’ala semata. 

Tiada pernah kita akan mampu berlari dari cegatan malaikat maut bila memang Allah Ta’ala sudah putuskan waktunya.

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا ڪَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَٮٰنَا‌ وَعَلَى ٱللَّهِ فَليَتَوَڪَّلِ ٱلمُؤمِنُونَ


Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal (QS At Taubah 9:51)

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ۬‌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَستَأۡخِرُونَ سَاعَةً۬‌ وَلَا يَستَقدِمُونَ


Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak bisa meminta ditunda sesaatpun, dan tidak bisa pula dimajukan (QS Al A’raaf 7:34)

Karenanya bila kita menyadarinya, maka tentu kita akan memiliki keshabaran, keberanian dan semangat yang tinggi hingga bebas dari jeratan rasa cemas, khawatir ataupun takut.

Maka senandungkanlah sya’ir sebagaimana Ali ibn Abi Thalib r.a menancapkannya kedalam hati ketika berhadapan dengan musuh Islam…

أي يومي من الموت أفر؟
🔹Adakah hari-hari yang mungkin aku bisa lari dari maut…
يوم لا يقدرأم يوم قدر...
🔹Hari yang ditentukan dan yang tidak ditentukan…
يوم لا يقدرلاأرهبه...
🔹Hari yang tak ditetapkan aku pun tidak gentar…
ومن المقدورلاينجوالحذر...
🔹Dan hari yang ditentukanpun aku tak kuasa menghindarinya…
أقول لهاوقد طارت شعاعا...
🔹Kukatakan padanya, ia telah terbang bertabur bintang…
من الأبطال ويحك لن تراعي...
🔹Dari para syuhada yang gugur yang tak kau pedulikan…
فإنك لوسألت بقاءيوم...
🔹Maka sesungguhnya engkau walau meminta penundaan meski sehari…
على الأجل الذي لك لن تطاعي...
🔹Atas ajal yang ditetapkan padamu, tentu ia takkan mau…
فصبرافى عجال الموت صبرا...
🔹Karena itu bershabarlah saat menghadapi kematian…
فما نيل الخلود بمستطاع...
🔹Karena mengharapkan keabadian adalah sesuatu yang mustahil…
🔹Semoga ingatan kalian atas maut senantiasa membuat hati kalian hidup menerangi semesta…
Aamiin…

🌾Saudaraku…
Ketika terlahir sudah kesadaran bahwa ajal tidak pernah lekang dari mengintai kita, 
maka sadarkan jiwa kita bahwa selama nyawa masih dikandung badan, rezeki dari Allah Ta’ala tiada akan pernah terputus memenuhi kebutuhan kita. 

Tak seorangpun meregang nyawa kecuali telah disempurnakan rezeki dan ajalnya.

Mari perhatikan ayat Allah berikut…

إِنَّ رَبَّكَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُ‌ۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرَۢا بَصِيرً۬ا


Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS Al Isra 17:30)

أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى يَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُ ۥ‌ۚ بَل لَّجُّواْ فِى عُتُوٍّ۬ وَنُفُورٍ


Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (QS Al Mulk 67:21)

🌾Saudaraku...
Kita sudah selayaknya memiliki sifat kedewasaan, kasih sayang, dan itsar yang tinggi. 

💡Kita sudah sepantasnya terbebas dari perbudakan nafsu dunia, 
terbebas dari kerinduan untuk memburunya, dari sikap egoistis, tamak maupun kebakhilan… 

Bahkan sudah seharusnya kita mengasumsikan bahwa kebahagiaan hidup ada dalam sikap qana’ah…

Terkait ini, Imam Syafi’I rahimahullah bersenandung…

النفسن تجزع أن تكون فقيرة...
🔹Nafsu memang gelisah jika dirinya menjadi fakir…
والفقرخيرمن غنى يطغيها...
🔹Padahal kefakiran itu lebih baik daripada kekayaan yang menyiksa…
وغنى النفوس هوالكفاف, فان أبته...
🔹Kekayaan jiwa itu qana’ah walaupun banyak yang enggan…
فجميع مافى الأرض لايكمنها...
🔹Bumi dengan seluruh kekayaannya tidak akan membuat jiwa qana’ah…

🌾Saudaraku…
Ingatkah kisah ‘Atha’ bin Abi Rabah ketika berkesempatan bertemu dengan Khalifah Abdul Malik bin Marwan? 

Pada saat itu khalifah sedang bersantai di atas permadani beserta para pembesar negeri. 
Ketika Khalifah melihat ‘Atha’, segeralah ia menyambut dan mempersilakan duduk… kemudian bertanya...
“Yaa Abu Muhammad, adakah kepentingan yang hendak kau utarakan?”
Dan ‘Atha’ pun menjawab dengan lugas…

🔎“Yaa Amirul Mu’miniin, hendaknya anda bertaqwa kepada Allah terhadap apa yang diharamkan oleh Allah dan juga Rasul-Nya, lalu penuhilah perjanjian-Nya dalam memakmurkan negeri. 

Hendaknya anda bertaqwa kepada Allah dalam menyantuni putra-putri Muhajirin dan Anshar, karena sesungguhnya anda duduk di majelis ini bersama mereka. 

Hendaklah anda bertaqwa kepada Allah dalam melayani dhuafa, karena sesungguhnya mereka benteng kaum muslimiin, dan perhatikanlah urusan kaum muslimin karena sesungguhnya diri anda-lah yang bertanggung jawab atas mereka….”🔍

Khalifah-pun menjawab, “Terima kasih, saya akan melakukan saranmu”. Kemudian ‘Atha’ berdiri tetapi khalifah memegangnya, melarangnya pergi…
“Yaa Abu Muhammad. Anda hanya mengajukan permintaan kepada kami untuk keperluan orang lain, dan itu pun telah kami penuhi. Lalu apakah keperluan untuk anda sendiri?” sang Khalifah-pun mendesak…

Seketika itu ‘Atha’ menjawab tegas…

🔊“Aku tidak pernah menyandarkan keperluanku kepada makhluk”📢

Menggelegar sikap 'Atha' hingga relung kalbu kita bergoyang....

Ya....kita tidak boleh menyandarkan keperluan kita kepada makhluk... sebagai konsekuensi atas salim-nya aqidah kita...

🌾Wahai saudaraku…
Kesadaran akan pastinya ajal…dan pastinya takaran rezeki yang Allah Azza wa Jalla berikan pada kita, sudah semestinya melahirkan sikap SYAJA'AH dan ISTIQOMAH dalam mengusung nilai kebenaran dan keadilan Ilahiyyah. 

Dengan demikian maka kita akan dapat memainkan peran kita dalam membina, meng-Ishlah dan menuntun immat kearah kemaslahatan…

Semoga bahu kita mampu mengembalikan ‘Izzah Islam dan kaum muslimin yang saat ini tercabik dan tercerai berai… Aamiin...🙏😢

🌾Wahai saudaraku…
Di masa penuh fitnah ini…keshabaran kita diuji…

🔎Dan hanya keshabaran yang terlahir dari keimanan yang kokoh mengakar-lah yang mampu membebaskan dari belenggu lemahnya jiwa hingga terlahir kekuatan untuk membuang jauh sikap malas, lemah, lesu dan keberserahan… 

🔎Karena shabar yang lahir dari jiwa-jiwa yang senantiasa merasa diawasi Allah Ta’ala akan melahirkan ketabahan dan ketegaran dalam menghadapi cobaan yang menimpa…hingga Allah Azza wa Jalla
Mendatangkan pertolongan-Nya atau Allah Ta’ala menjadikan syahid dalam keadaan ridha dan diridhai…😢😢

🔎Kita harus siap menghadapi berbagai tuduhan bohong, propaganda bathil, sikap sinis atau apapun yang mengkerdilkan seruan Islam… 

🔎Kita harus siap menghadapi kemungkinan terpahit berupa jeruji besi, pencekalan ataupun penyiksaan…

🔎Kita harus siap menghadapi berbagai tipu daya yang hendak melemahkan semangat perjuangan… tak kurang
- kedudukan sosial…
- jabatan… 
- kekayaan… 
- hingga wanita-wanita cantik yang menggiurkan… 

Siap meluluh-lantakkan barisan dakwah yang dirintis dengan peluh dan darah oleh para pendahulu di masa silam… 

Bayangkanlah karenanya wajah Diponegoro, Tjik Di Tiro, Imam Bonjol, Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan, Hasyim Asyari, Agus Salim, Mohammad Natsir, Buya Hamka, Syafrudin Prawiranegara...

🔎Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan hilangnya nyawa sebagai bentuk tadhiyah....pengorbanan sebagai hamba Allah…gugur sebagai syuhada demi tegaknya kalimatullah hiyal ‘ulya di muka bumi….

🌾Wahai saudaraku…
Sadarkan kembali diri kita….bahwa sungguh salah jika kita melihat jalan dakwah itu licin dan lapang, penuh taburan bunga, taburan senyuman dan tepuk tangan….

Salah besar!!!....
itu salah besar...!!!

Maka sepatutnyalah kita bekali diri dengan keshabaran, ketabahan, kesiapan dalam menghadapi penderitaan dengan tekad yang membaja…agar tak luntur jiwa ketika ujian itu menghadang jalan dakwah kita…

Mari simak bait syair berikut...
حب السلامة يثني هم صاحبه...
عن المعالي ويغري الرء بالكسر...
فإن جنحت إليه فاتخذ نفقا...
فى الارض أوسلما فى الجو فاعتزل...
🔹Cinta keselamatan sikap terpuji tetapi harus didukung oleh semangat yang tinggi…
🔹Sayangnya orang lebih suka hidup santai…
🔹Bila anda cenderung untuk memburunya.
🔹Maka, anda harus mempersiapkan dana di bumi atau anda persiapkan tangga di udara
🔹Lalu, berangkatlah…!!!

Sementara seorang tabi'in Abu Thayib Al Muttaanabbi berkata dalam syairnya…
ذريتى...أنل مالاينال من العلا...
فصعب العلا فى الصعب والسهل فى السهل...
تريد ين إدراك المعالي رخيصة...
ولابددون الشهد من إبرالنحل...
🔹Anak cucuku, aku telah mencapai ketinggian puncak…
🔹Kesulitan ada pada ketinggian, dan kemudahan ada pada kerendahan…
🔹Anda ingin mencapai ketinggian dengan mudah?
🔹Tidak mungkin!!
🔹Tanpa perjuangan melawan sengatan lebah…

Dan seorang penyair generasi tabi'in lain berkata…
إذاكانت النفس كبارا...
🔹Bila keinginan-keinginan itu besar…
تعبت فى مرادها الأجسام...
🔹Maka tubuh-tubuh pun payah dalam meraihnya…

💡🔑 Semoga kita semua tidak terbuai hembusan angin tenang melenakan, Agar langkah kita tetap luruh menuju cahaya terang yang sudah nampak menyambut kita di penghujung perjalanan… 

Aamiin.

وَإِنَّكَ لَتَدۡعُوهُمۡ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬


Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus. [QS Al Mu’minuun 23:73]

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

🌼Dipersembahkan oleh grup WA - MANIS - MAJELIS IMAN ISLAM 🌼

- Twitter: @GrupMANIS
- Blog: www.grupmanis.blogspot.com

💼 Sebarkan! Raih pahala...

No comments

Powered by Blogger.