KHALID BIN WALID (ra) - Penaklukan Damaskus. (Bag-1)

Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE., MPP.

Tetap Adil Walau Sudah Diperangi;
Tetap Sabar Walau Sudah Dikhianati.

Bukti Kuatnya Karakter Khalid ibn al-Walid (ra) pada
Pengepungan Damaskus - 21 Agustus s/d 19 September 634

Pengepungan terhadap kota Damaskus pada tahun 634 ini menandai kejatuhan kota besar Byzantium pertama dalam Penaklukan Syam pada era Khulafa ar-Rasyidin.

LATAR BELAKANG

Perang antara Byzantium dan Sassania Persia telah berakhir pada tahun 5 Hijriah (627) dimana Kaisar Heraclius menyudahi kampanye militernya di Mesopotamia (Irak) dengan berhasil.

Pada saat yang hampir bersamaan, Muhammad (saw) berhasil juga menyatukan suku-suku Arab di bawah panji tauhid al-Islam. Setelah Rasul (saw) wafat pada tahun 10 Hijriah (632), maka Abu Bakr ash-Shiddiq (ra) meneruskan kepemimpinan ummat sebagai khalifah pertama.

Setelah beliau berhasil menundukkan kaum Arab yang murtad dalam Perang Riddah maka perhatian pun diarahkan kepada kedua negara adidaya waktu itu aktif sebagai penyokong gerakan destabilisasi.

Pada bulan Muharam 12 Hijriah (April 634), Abu Bakr (ra) mengerahkan pasukannya menuju wilayah Byzantium di propinsi Syam dan mengalahkannya di Pertempuran Ajnadayn.

Setelah itu balatentara kaum Muslimin bergerak ke utara dan mengepung ibukota Propinsi Syam yaitu Damaskus.

Kota ini berhasil dikuasai setelah titik lemah pertahanannya dibocorkan oleh seorang uskup nasrani dari kalangan Monophysite kepada pangliman kaum Muslimin yang dijabat oleh Khalid ibn al-Walid (ra).

Ternyata dinding kota lebih mudah dijatuhkan pada malam hari ketika penjagaan sedang lemah.

Ketika Khalid (ra) berhasil menguasai kota bagian timur dengan serbuan, komandan garnizun kota Damaskus yang bernama Thomas sedang merundingkan penyerahan di sisi barat dengan Abu 'Ubaydah (ra) sebagai pimpinan kedua.

Setelah menyerahnya kota, terjadi perbedaan pandangan atas status penyerahan kota.
Setelah syura komandan lapangan dilakukan akhirnya kota Damaskus disepakati menyerah lewat negosiasi seperti yang diterima oleh Abu 'Ubaydah (ra).

Khalid (ra) dengan besar hati menerima hal tersebut.

Namun, tingkah angkuh serta sikap permusuhan dari pasukan garnizun yg diperbolehkan meninggalkan kota Damaskus mendorong Khalid (ra) untuk tetap waspada.

Ternyata firasatnya benar karena mereka tidak menuju kota Antioch sebagaimana kesepakatan damai namun menyusun kekuatan secara diam-diam.

Pasukan ini berhasil dikalahkan oleh pasukan Khalid ibn al-Khalid (ra) di al-Jayyad.

PETA SITUASI

Pada tahun 11 Hijriah (633) seluruh wilayah Jazirah 'Arab telah terkendali di bawah Medina.

Setelah pasukan kaum Muslimin berhasil mengatasi kekuatan Sassania-Persia di propinsi Irak, maka Abu Bakr (ra) segera mengirimkan balatentaranya dalam 4 kolom menuju Syam pada tahun 12 Hijriah (634).

Syam merupakan propinsi milik Byzantium yang sangat luas dan keempat kolom militer yang dikirimkan beliau dirasakan tidak memadai sehingga dikeluarkan perintah kepada Khalid ibn al-Walid (ra) untuk membawa bala bantuan dari Irak menuju Syam.

Pasukan Khalid (ra) melintasi padang pasir dan masuk ke perbatasan Syam dari arah yang tidak biasa dipakai oleh para pedagang.

Jalur yang lebih berbahaya karena tidak terdapat sumber mata air itu ditempuh Khalid (ra) untuk memberikan pendadakan terhadap lawannya.

Benar saja, pasukan Khalid (ra) berhasil menyerbu dan menguasai ibukota Suku Ghassan dalam waktu yang singkat.

Kota Bosra jatuh ke tangan pasukan Khalid (ra) sehingga Damaskus terbuka tanpa pertahanan.

Setelah kekalahan Byzantium di Ajnadayn maka kini giliran ibukota Syam tersebut yang dikepung.

LOKASI PENGEPUNGAN

Damaskus merupakan kota tua yang sudah dihuni manusia sejak lama karena letaknya yang strategis...

LOKASI PENGEPUNGAN

Damaskus merupakan kota tua yang sudah dihuni manusia sejak lama karena letaknya yang strategis.

Kota ini sering disebut sebagai surganya Syam dan pertahanan kotanya sesuai dengan julukannya.

Terdapat dinding pertahanan setinggi 11 meter yang mengelilingi pusat kota dengan 6 pintu gerbang:

1. Gerbang Timur (Bab Sharqi)
2. Gerbang Thomas (Bab Touma)
3. Gerbang Jabiya (Bab al-Jabiya)
4. Gerbang Surga (Bab al-Faradis)
5. Gerbang Keisan (Bab Kisan)
6. Gerbang Kecil (Bab al-Saghir)

Walaupun Sungai Baradah mengalir pada bagian utara dinding pertahanan kota Damaskus tetapi sungai tersebut terlalu dangkal untuk menjadi pertahanan natural.

Pada pengepungan ini komandan garnizun dijabat oleh Thomas, menantu Kaisar Heraclius yang terkenal relijius, pemberani, pemimpin yang cakap, cerdas, dan pembelajar.

PENGGELARAN PASUKAN

Balatentara kaum Muslimin pada abad ke-7 masehi belum memiliki alat kepung yang memadai sehingga pengepungan adalah taktik terakhir yg dipakai jika sudah tidak ada lagi pilihan.

Oleh karena itu taktik pengepungan hanya untuk memutus jalur logistik sampai kota menyerah.

Perebutan kota hanya dilakukan dengan pendekatan sabotase atau mencari informan yang dapat menunjukkan titik lemah sehingga pendekatan serbuan tidak menjadi prioritas.

Standar operasi pengepungan kaum Muslimin pada waktu itu adalah menempatkan pasukan penghadang di setiap jalur penghubung.

Untuk mengisolir Damaskus, Khalid (ra) memutus jalur transportasi dan komunikasi ke utara Syam, khususnya ke Antioch karena itu merupakan pusat komando militer Byzantium.

Untuk wilayah barat, Khalid (ra) mengerahkan detasemen berkuda di Fahal (Fihl) untuk mengikat perhatian garnizun Byzantium setempat.

Detasemen yang sama juga difungsikan untuk melindungi jalur logistik ke Madinah. Detasemen berkuda lainnya dikerahkan ke jalan menuju Emesa (Hims) di dekat Bait Lahiya sekitar 16 km dari Damaskus untuk mengintai serta menghadang kolom bantuan Byzantium yang mungkin melewatinya.

Secara khusus Khalid (ra) memerintahkan untuk meminta bantuan kepadanya jika kesulitan menghentikan lawan di jalur tersebut.

Setelah mengisolir Damaskus dari dunia luar, Khalid (ra) menggelar pasukannya untuk mengepung kota pada hari Ahad 21 Jumadits Tsani 13 Hijria (21 Agustus 634) dengan instruksi kepada setiap komandannya agar memberi kabar jika serangan dari dalam kota dirasakan terlalu berat.

Khalid (ra) mengangkat Dhirar ibn al-Azwar (ra) sebagai komandan 2.000 pasukan berkuda yang bertugas untuk mematroli area kosong diantara kesatuan; khususunya pada malam hari.

Kesatuan ini juga berfungsi sebagai elemen mobilitas bantuan sekiranya ada sektor yang membutuhkan.

Khalid (ra) membagi pasukannya sesuai dengan jumlah area gerbang kota Damaskus masing-masing berkekuatan sekitar 4.000-5.000 personil:

❂ Gerbang Thomas: Syurahbil ibn Hasana (ra)
❂ Gerbang Jabiyah: Abu Ubaidah ibn al-Jarrah (ra)
 Gerbang Surga: Amr ibn al-Asy (ra)
❂ Gerbang Keisan: Yazid ibn Mu'awiyah (ra)
❂ Gerbang Kecil: Yazid ibn Mu'awiyah (ra)
❂ Gerbang Timur: Rafay ibn 'Umayr (ra)

Khalid menempatkan pasukan utamanya di bawah Rafay ibn 'Umayr (ra) pada Gerbang Timur dan beliau menempatkan tenda komandonya sedikit di belakang pasukan utama ini pada sebuah bangunan tak terpakai. Tempat sekarang dikenal sebagai Deir al-Khalid.

Dukungan suku-suku Arab di sekitar Damaskus kepada pasukan kaum Muslimin dikelola oleh seorang yang bernama al-Ghautsa.

BALA BANTUAN BYZANTIUM

Kaisar Heraclius yang berkedudukan di Antioch ketika kepungan ini dimulai telah mengirimkan pasukan bantuan pada 9 September 634 sejumlah 12.000 personil.

Bersambung ke bag 2, insya Allah di materi pekan depan...

Dipersembahkan oleh grup WA - MANIS - MAJELIS IMAN ISLAM

No comments

Powered by Blogger.