Jauh Panggang Dari Api, Beda Jokowi dan Soekarno di mata Amerika


Kedatangan Presiden Jokowi di Amerika dalam rangka undangan Presiden Barrack Obama, seolah memutarbalikkan semua hal yang dulu pernah dirasakan oleh negeri ini, Sejarah pernah mencatat bagaimana Amerika harus mempersiapkan segalanya ketika Soekarno datang ke Amerika.

Tengoklah apa yang dirasakan dan diterima Presiden Jokowi ketika kedatangannya di bandara Militer Joint Base Andrews, Maryland Amerika, dari penyambutan yang hanya dilakukan oleh pejabat sekelas dubes hingga karpet merah penyambutan yang seolah ala kadarnya, ditambah kondisi bandara yang tak ada pengamanan seperti pengamanan kedatangan seorang Presiden, tidak ada sterilisasi seperti kedatangan pesawat penumpang biasa.



Dan bandingkan dengan pemimpin negeri ini, Presiden Soekarno

Ada sebuah cerita menarik saat Presiden Sukarno beserta 14 anggota rombongan resminya memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat, Dwight Eisenhower. Saat itu, kunjungan kenegaraan dilakukan di Amerika Serikat, 15 Mei 1956, selama 19 hari.

Kedatangan Bung Karno disertai putranya Mohammad Guntur Sukarnoputra yang masih berusia 12 tahun disambut karpet merah dan acara penerimaan yang meriah.

Presiden Eisenhower bahkan mengirim pesawat pribadinya Columbine III untuk menjemput Bung Karno dari Bandara Hickham di Honolulu, Hawai, menuju Bandara National di Washington-DC. Wakil Presiden Amerika Serikat Richard Nixon, Menteri Luar Negeri John Foster Dulles dan pejabat-pejabat tinggi Amerika Serikat lainnya menyambut kedatangan Bung Karno dan rombongan di Bandara National.


Suasana penerimaan di Bandara sangat ramah dan hangat karena Wapres Nixon dan Menlu Dulles telah berkunjung ke Indonesia sebelumnya. Wapres Nixon menyamakan Bung Karno dengan George Washington dan mengatakan, “Anda telah berhasil memimpin rakyatmu untuk meraih kemerdekaan, dan dalam masa damai ini Anda memimpin rakyatmu untuk mencapai kemajuan.”


Dalam buku biografi, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, banyak sekali wartawan yang mengerubuti untuk wawancara dengan dirinya. “Ada 110 orang wartawan mengadakan wawancara denganku di Amerika Serikat,” tutur Bung Karno.

Orang Amerika, kata Bung Karno, sangat ramah. Tetapi ada satu hal yang tidak disukai Bung Karno: orang Amerika terlalu takut kepada bau keringat dan napas busuk. “Sikap demikian itu yang tidak bisa kupahami,” ujar Bung Karno.

Dua pemimpin negara ini, yang mung jauh panggang dari api, dan jelas sangat berbeda

No comments

Powered by Blogger.