ACEH TIDAK TOLERAN?
"ACEH TIDAK TOLERAN?"
Oleh Sayid Fadhil Asqar*
Warga Aceh
Kerusuhan dan pembakaran di Singkil. Sebuah kejadian bernilai kriminal, namun dipelintir menjadi konflik agama.
Aceh menjadi tertuduh, dan seketika menjadi tidak toleran. Isu hoax, dan ketidak pahaman tentang penerapan syariat Islam di Aceh, seketika digunakan oleh para penebar perpecahan.
- Fakta bahwa 10 gereja tanpa izin yg dibongkar itu adalah hasil musyawarah antara pemda dgn masyarakat, diacuhkan.
- Fakta bahwa di Singkil sudah terdapat 4 gereja resmi, disembunyikan.
- Fakta bahwa 2 gereja tdk dibongkar dan disarankan utk segera mengurus izin, dikaburkan.
- Fakta bahwa Singkil dan Aceh Tenggara adalah wilayah Aceh yg memiliki populasi masyarakat kristen terbesar dan gereja terbanyak, tak dibahas.
Padahal, fakta itu membuktikan hal yang sudah biasa di Aceh.
Toleransi, saling menghargai, saling menjaga. Di seluruh Aceh, bertebaran rumah peribadatan non muslim; gereja, vihara, kuil. Dan banyak diantaranya aman dan terlindungi meskipun berada dipemukiman yang mayoritas muslim.
Gereja, vihara, kuil, hanya berjarak menit dari Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh. Dan megah semuanya, aman tanpa ada keributan.
Tapi masih juga ada yang menebar perpecahan. Masih juga yang tak perduli dan menutup mata pada penjelasan yang baik yang telah disampaikan. Masih juga angka dibesar-besarkan, seolah seluruh Aceh, seluruh Singkil terlibat perang menghancurkan tempat ibadah non muslim.
Mungkinkah yang diinginkan adalah menimbulkan perpecahan?
Dengan cara seolah-olah menginginkan kerukunan?
Padahal mereka adalah orang-orang yang selalu bicara kerukunan.
Dan anehnya, mereka lupa bicara soal intimidasi terhadap muslim di daerah muslim sebagai minoritas.
Mungkin ini zaman fitnah yang sayyidina 'Ali R.A pernah katakan. Ketika orang-orang mempelajari agama untuk mengejar dunia. Ketika mereka berjuang menjauhkan manusia dari Tuhan dengan cara memanipulasi agama.
Mereka tersenyum, berbicara dengan kalimat bermakna ganda. Seolah mereka menyuarakan Islam. Meskipun pada kenyataannya, mereka menjauhkan orang dari Islam.
Hati-hati kawan. Mereka ingin kita terpecah belah. Karena ketika umat beragama di Aceh bersatu, kita kuat. Kita damai saling menjaga.
Dan mereka tak suka. Mereka ingin menghancurkan kedamaian Aceh.
Memecah umat Islam, memecah kerukunan antara Islam, Kristen, Budha, dan Hindu.
Hati-hati, kawan.
*dari fb Sayid Fadhil Asqar
Post a Comment