Fiqih Da'wah (Bag. 2)

📝Farid Nu'man Hasan, SS
📜 Keutamaan-Keutamaan Da’wah

Berbahagialah Para Da’i limpahan fadhilah menanti Anda ...

1⃣ Melanjutkan tugas dan perjuangan para Nabi dan Rasul ‘alaihimissalam

Ini kemuliaan yang luar biasa. Para da’i menjadi pelanjut estafeta perjuangan para Nabi dan Rasul. Mengajak manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam, dari kesyirikan menuju tauhid, dari maksiat menuju taat, dari kemunafikan dan kekufuran menuju iman.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ


Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. AN Nahl: 36)

Setiap umat ada Rasul yang diutusNya, dan para rasul itu sejak Adam ‘Alaihissalam sampai Nabi Muhammad ﷺ adalah bersaudara, dan agama mereka sama. Sedangkan pasca wafat Rasulullah ﷺ tidak ada lagi Nabi dan Rasul setelahnya. Maka, para da’i melanjutkan perjuangan mereka, sejak masa sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan seterusnya.

Allah ﷻ berfirman:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ


Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108)

Dari Abu Hurairah
Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
Para nabi itu bersaudara ayah mereka satu sedangkan ibu-ibu mereka berbeda, dan agama mereka satu (yaitu agama tauhid, Islam). (HR. Al Bukhari No. 3443, Muslim No. 2365)

2⃣ Allah ﷻ dan seluruh makhluk bershalawat kepada para penyeru kebaikan

Abu Umamah Al Bahili Radhiallahu ‘Anhu berkata, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ


Sesungguhnya Allah, para malaikatNya, penduduk langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan di lautan, mereka bershalawat kepada orang yang mengajarkan manusia pada kebaikan. (HR. At Tirmidzi No. 2685, katanya: hasan shahih. Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 7912)

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud “shalawat” dalam hadits ini adalah doa dan istighfar. (Imam Ibnu Abdil Bar, Jami’ Bayan, 1/174) 

Jadi, semua makhluk mendoakan dan memintakan ampunan buat para penyeru dan pengajar kebaikan.
Sedangkan, kata Imam Al Munawi Rahimahullah, makna “shalawat” dari Allah ﷻ adalah rahmat (kasih sayang). (Imam Al Munawi, Faidhul Qadir, 4/432)

3⃣ Jika manusia dapat hidayah karena perantara seorang da’i maka itu lebih mahal dari Unta Merah 

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ berkata kepada Ali Radhiallahu ‘Anhu:

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ


Demi Allah, Seseorang mendapatkan hidayah karena kamu, maka itu lebih baik bagimu dibandingkan Unta Merah. (HR. Al Bukhari No. 2942, Muslim No. 2406)

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah menjelaskan bahwa bagi orang-orang Arab saat itu tidak ada warna Unta yang lebih baik dibandingkan merah. (Imam Ibnu Abdil Bar, At Tamhid, 24/116)

Syaikh Mushthafa Al Bugha dalam Ta’liqnya terhadap Shahih Al Bukhari mengatakan bahwa Humrun Na’am yaitu Unta Merah, pada masa Arab dahulu dia adalah harta yang paling disukai dan dikagumi. 

Sementara Abu Bakar Al Anbari mengatakan digunakannya Unta Merah di sini, karena posisinya yang mulia dan tinggi. (Imam Ibnu Baththal, Syarh Shahih Al Bukhari, 5/166)

4⃣ Mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengikuti kebaikan yang diajarkannya

Dari Abu Mas’ud Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ


Barang siapa yang menunjukkan jalan kebaikan maka dia mendapatkan ganjaran yang sama dengan orang yang melakukan kebaikan itu. (HR. Muslim No. 1893)

Imam An Nawawi Rahimahullah menerangkan:

فيه فضيلة الدلالة على الخير والتنبيه عليه والمساعدة لفاعله وفيه فضيلة تعليم العلم ووظائف العبادات


Dalam hadits ini terdapat keutamaan memberikan petunjuk pada kebaikan dan memberikan peringatan atas hal itu, serta membantu orang yang melakukannya. Juga keutamaan mengajarkan ilmu dan agenda-agenda peribadatan. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 13/39)

Bahkan akan menjadi pahala yang tidak putus-putus jika ajakan kebaikannya dilakukan oleh banyak orang dari masa ke masa. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ ....
“Barangsiapa dalam Islam melakukan kebiasaan baik, maka tercatat baginya pahala dan pahala orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka yang mengikutinya....” (HR. Muslim, No. 1017, At Tirmidzi No. 2675, An Nasa’i No. 2554, Ibnu Majah No. 203)

5⃣ Sarana Menuju Khairu Ummah (Umat Terbaik)

Allah ﷻ berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ


Kalian adalah umat yang terbaik dikeluarkan untuk manusia, memerintahkan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran: 110)

Siapakah umat terbaik dalam ayat ini? Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan: “Mereka adalah para sahabat nabi yang berhijrah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari Mekkah ke Madinah.” (Musnad Ahmad No. 2463. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 6164, katanya: shahih. Disepakati Adz DZahabi)

Namun, walau ayat ini secara khusus membicarakan kedudukan kaum muhajirin, namun Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:

وَالصَّحِيحُ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ عامةٌ فِي جَمِيعِ الْأُمَّةِ، كُلُّ قَرْن بِحَسْبِهِ، وَخَيْرُ قُرُونِهِمُ الَّذِينَ بُعثَ فِيهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلونهم، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ


Yang benar adalah ayat ini berlaku secara umum bagi semua umat ini (Islam), setiap masing-masing zaman, dan sebaik-baik zaman mereka adalah manusia yang ketika itu pada mereka diutus Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 2/94)

Demikianlah generasi sahabat, dan kita pun bisa menjadi khairu ummah sebagaimana mereka jika sudah memenuhi syarat-syarat seperti mereka, yaitu menjalankan amar ma’ruf, nahi munkar, dan beriman kepada Allah ﷻ. Imam Ibnu Jarir, meriwayatkan dari Qatadah, bahwa Umar Radhiallahu ‘Anhu berkhutbah ketika haji:

مَنْ سَرَّه أَنْ يَكُونَ مِنْ تِلْكَ الْأُمَّةِ فَلْيؤدّ شَرْط اللَّهِ فِيهَا


Barang siapa yang ingin menjadi seperti umat tersebut maka penuhilah syarat yang Allah tentukan dalam ayat itu. (Tafsir Ath Thabari, 7/102)

6⃣ Sarana Untuk Menghindar Dari Azab Allah ﷻ

Allah ﷻ berfirman:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقابِ


Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (QS. Al Anfal: 25)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ akan memberikan siksaan yang merata, bukan hanya menimpa orang-orang zalim saja. Orang-orang baik juga akan merasakannya. Ini terjadi ketika mereka meninggalkan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar, karena sikap diamnya mereka membuat kezaliman merajalela. Akhirnya, layaklah jika orang-orang shalih pun kena dampak keburukannya.

Al Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan: 

يحذر تعالى عباده المؤمنين {فتنة} أي: اختبارا ومحنة، يعم بها المسيء وغيره، لا يخص بها أهل المعاصي ولا من باشر الذنب، بل يعمهما، حيث لم تدفع وترفع.


“Allah ﷻ memperingatkan hamba-hambaNya orang beriman dengan adanya fitnah, yaitu ujian dan cobaan yang ditimpakan secara umum baik orang jahat dan selainnya, tidak dikhususkan bagi pelaku maksiat dan orang berdosa saja, tapi ditimpakan merata, ketika mereka tidak mencegah dan menghilangkannya (kemungkaran).” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 4/37)

Wallahu A’lam

🌿🌴🌿🌴

🌼Dipersembahkan oleh grup WA - MANIS - MAJELIS IMAN ISLAM 🌼

- Twitter: @GrupMANIS

💼 Sebarkan! Raih pahala...

No comments

Powered by Blogger.