Benarkah Penganut Paham Liberal lebih mudah menjadi Komunis
JABUNG-ONLINE.ORG - Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.
Kebebasan untuk berpikir studi banding tanpa memakai standar pemikiran yang sudah ada atau diluar pakem yang ada, terutama pembatasan pemikiran atas agama sendiri; semua aturan dalam kitab serta ajaran yang diberikan oleh para Nabi; bagi kaum Liberal adalah hal yang tidak modern atau tidak terkinian sesuai kemajuan jaman; contoh: waktu jaman nabi tidak ada yang namanya smartphone ataupun yang lain; jadi apa yang tidak ada di jaman Nabi bisa juga berubah ada di jaman saat ini sesuai kemajuan otak manusia.
Pemahaman Kebebasan berpikir tentang agama yang dianut, sesuai versi dan hak sebagai manusia inilah yang akhirnya menyeret para penganut paham Liberal semakin mudah berubah menjadi Komunis
Kaum Liberal tidak mau dikatakan ateis atau tidak mengakui adanya Tuhan; tapi mereka justru mengangap manifest Tuhan dalam kehidupan hanya sebagai bahan untuk studi banding pemikran tiada habis; manusia melawan tuhan (dalam segi pemikiran versi masing masing manusia), kalau tidak tahan dan terus mencari bentuk maka sang penganut Liberal akan mencari pembenaran sendiri sehingga disaat seperti itulah mereka menjadi komunisme dalam kehidupan bernegara
Komunisme tidak sama dengan Ateisme. Komunisme adalah ideologi, sub-ideologi politik yang didefinisikan dengan ringan sebagai suatu paham pemerataan stratifikasi sosial dan kepemilikan finansial kaum buruh dan tani (proletar) dengan kaum pengusaha (borjuis) lewat pendekatan ekonomi kesejahteraan dan perjuangan rakyat kecil, sehingga tercipta sebuah persamaan dan kesetaraan hak dan kewajiban. Sedangkan Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi.
Seorang ateis bisa saja memiliki pandangan liberal, sekuler, kapitalis, atau juga komunis. Oleh karena itu, tidak semua ateis adalah komunis dan tidak semua komunis adalah ateis.
Salah satu penyebab dihubung-hubungkannya ateisme dengan komunisme, mungkin adalah kata-kata Karl Marx lewat thesisnya bersama Friedrich Engels yang berjudul “Manifest der Kommunistischen” (Manifesto Komunis), “Agama adalah candu bagi massa rakyat” di dalam thesisnya itu, dia menulis bahwaagama adalah candu dikarenakan para theis terkurung dalam kotak yang disebut dogmatik. Digambarkan bahwa ajaran agama tentang doa dan usaha, para penganut agama cenderung dibutakan dengan “doa” sehingga gerakan mereka sempit dan terbatas. Sebagai contoh, jika kita berdoa semoga rezeki kita dipermudah Tuhan, maka kita akan melakukan aktifitas-aktifitas terbatas tanpa angan-angan untuk lebih (setidaknya, itu yg dia lihat di Jerman kala itu).
Disinilah Marx menganalogikan bahwa selama masih ada agama, berarti penindasan masih subur (penindasan bukan disebabkan agama, tapi orang-orang berlari ke agama tatkala terjadi penindasan). Maksudnya, orang yg berusaha keras untuk maju lebih diutamakan daripada berdoa.
Para penganut paham liberal lebih menganggap dirinya bagian dari komunis; karena agama tidak bisa masuk dalam politik dan bernegara; meliberal kan agama yang dianut akibat pemikirannya sendiri yang menganggap politik dan negara adalah urusan manusia.
Baik konsep liberal ataupun komunis sama sama tidak mengakui keberadaan agama didalam urusan yang mengatur politik dan bernegara; semua bersifat persamaan dan kesetaraan
Persamaan dan kesetaraan ala kaum liberal dan komunis itu sangatlah mirip
Menganggap semua agama adalah sama, tidak ada etitas yang sempurna; sehingga agama dapat mereka liberalkan sesuai kebebasan mereka berpikir; begitupula dengan komunis, sangat menampung aspirasi pemikiran para penganut kaum liberal yang tidak membawa agama sebagai aturan yang mengikat dan jelas
Semakin liberal mereka, semakin komunis juga lah mereka
Disaat itulah, maka para penganut kaum liberal akhirnya sangat mudah menjadi penganut politik komunisme.
(dw/ndi)
Post a Comment