Terkait 'Hormati Yang Tak Puasa' Ini Klarifikasi Menag


Melalui akun twitternya @lukmansaifuddin, Menteri Agama 'mengklarifikasi' soal 'KITA HARUS HORMATI YANG TAK PUASA". Menag merasa twitnya 'Telah Diubah' sehingga maknanya berbeda. (Baca :  Menag Lukman: Kita Harus Hormati Yang Tak Puasa )
 
Berikut isi 12 twit lengkap yang disampaikan Menag tadi malam (8/6/2015):

1/12. Berikut ini tanggapan atas twit saya yg telah diubah kalimatnya sedemikian rupa sehingga berubah makna. #ubahtwit

2/12. Twit asli: "Warung2 tak perlu dipaksa tutup. Kita hrs hormati juga hak mrk yg tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa..". #ubahtwit

3/12. Twit saya itu muncul sebagai tanggapan atas adanya pandangan yg kehendaki agar warung2 ditutup saja di bulan puasa. #ubahtwit

4/12. Ada 2 hal yg ingin saya sampaikan lewat twit itu. Pertama; tak perlu ada paksaan untuk menutup warung di bulan puasa. #ubahtwit

5/12. Bila ada yg sukarela menutup warungnya, tentu kita hormati. Tapi muslim yg baik tak memaksa org lain menutup sumber mata.. #ubahtwit

6/12. ..pencahariannya demi tuntutan hormati yg sedang puasa. Saling menghormati adalah ideal. Tapi jangan paksa satu kpd yg lain. #ubahtwit

7/12. Kedua; kata 'juga' pada "kita harus hormati juga" secara implisit mengandung makna: selain menghormati yg sedang berpuasa, #ubahtwit

8/12. kita juga dituntut hormati hak mereka (dalam mendapatkan makanan/minuman) yg tak wajib berpuasa karena bukan muslim. #ubahtwit

9/12. Juga menghormati hak muslim/ah yg tak sedang berpuasa karena keadaan (musafir, sakit, perempuan haid, hamil, menyusui). #ubahtwit

10/12. Tapi kalau kalimat twit saya itu diubah jadi: "Kita harus hormati yang tak puasa", tentu maknanya jadi berbeda sama sekali. #ubahtwit

11/12. Saya tak tahu penyebab pengubahan kalimat twit saya itu karena ketidaktahuan, ketaksengajaan, atau memang ada motif lain. #ubahtwit

12/12. Apapun penyebabnya, saya maklum. Moga ini bisa bikin terang konteks dan maksud dari twit saya yg diplintir itu. ;) Sekian. #ubahtwit

TANGGAPAN UNTUK MENAG:

Oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc melalui akun twiter @abdullahhaidir1 :

1. Pak @lukmansaifuddin ga perlu merasa diplintir ucapannya soal hormati org yg tdk puasa. Memang demikian substansinya.

2. Ngaji langgam jawa masih terasa sesaknya kita dengarkan, ini pak @lukmansaifuddin bikin lagi statmen baru yg mengusik rasa keberagamaan...

3. Pak @lukmansaifuddin, soal hormati yg tdk puasa, dptkah berkomentar dg nada yg sama thd umat Hindu pd hari nyepi di Bali?

4. Saya tantang bapak @lukmansaifuddin utk minta umat Hindu di Bali hormati umat lain yg tdk rayakan nyepi dg nyalakan lampu DLL....

5. Alih2 bapak @lukmansaifuddin sbg menag membantu kaum muslimin mendapati Ramadan yg kondusif, justru malah beri kesan memojokkan.....

6. Bandingkanlah saat saya dan bapak masih kecil mendapati suasana Ramadan. Sangat kondusif. Sangat sedikit yg buka rumah makan di siang hari

7. Tapi setahu saya tdk ada yg peringati kaum mulimin utk hormati org yg tdk puasa dan anjuran tdk boleh melarang penjual makanan....

8. Siang Ramadan di kota2 besar nyaris tdk beda dg bulan2 lain, lalu pak @lukmansaifuddin ingatkan kaum Muslimin hormati yg tdk puasa? #rapaham

9. Entah dpt bisikan darimana pak @lukmansaifuddin sehingga kesankan Ramadan jadi momok dan ancaman bagi penganut agama lain dan yg tdk berpuasa

10. Padahal dari tahun ke tahun Ramadan kita semakin getir ketika melihat orang2 semakin berani tak menghormatinya @lukmansaifuddin

11. Statement pak @lukmansaifuddin, berikan amunisi berharga bagi 'kaum' yg gemar menuduh intoleran kpd setiap upaya amar ma'ruf nahi munkar.

12. Maksud pak @lukmansaifuddin dg statement spt itu agar kami toleran? Soal Ramadan kami bkn saja toleran pak, tapi sdh kehilangan kekhusyuan.

13. Beberapa bulan lalu ada yg ingatkan saya bhw menag sekarang ada gejala liberal. Semakin kesini anggukan saya semakin kuat....Allahulmustaan.

No comments

Powered by Blogger.