Hubungan Mesra Wahdah Islamiyyah dan Kader Tarbiyah
Ada cerita menarik saat "Dauroh Quran" yang diadakan Wahdah Islamiyyah Jogjakarta, sebuah gerakan dakwah bermanhaj salafy moderat yang berpusat di Makassar, Pimpinan Ust Zaitun.
Para peserta tidak banyak yang bercerita background organisasi masing-masing. Karena selama acara, semua fokus untuk menghafalkan Quran agar target 40 hari terpenuhi.
Namun saat rihlah, seorang peserta bersenandung nasyid milik "Shoutul Harokah". Beberapa peserta lain langsung menyahuti nasyid itu. Itu adalah nassyid favorit dan legendaris milik kader Tarbiyyah. Ternyata cukup banyak kader Tarbiyyah yang ikut acara tersebut.
Mereka ikut acara tersebut karena masuk di situs Piyungan Online. Rupanya situs ini benar-benar mendunia :)
Saya salut para kader Tarbiyyah itu bisa membaur dan bisa membangun ukhuwah yang indah dengan sesama peserta, panitia acara dan muhafidz nya. Salut juga mereka tidak alergi dengan kelompok dakwah lain, bahkan mau belajar dari mereka.
Berikut nasyid legendaris itu:
".... Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan
Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Quranu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina..."
*by Ust Budi Hidayat
Para peserta tidak banyak yang bercerita background organisasi masing-masing. Karena selama acara, semua fokus untuk menghafalkan Quran agar target 40 hari terpenuhi.
Namun saat rihlah, seorang peserta bersenandung nasyid milik "Shoutul Harokah". Beberapa peserta lain langsung menyahuti nasyid itu. Itu adalah nassyid favorit dan legendaris milik kader Tarbiyyah. Ternyata cukup banyak kader Tarbiyyah yang ikut acara tersebut.
Mereka ikut acara tersebut karena masuk di situs Piyungan Online. Rupanya situs ini benar-benar mendunia :)
Saya salut para kader Tarbiyyah itu bisa membaur dan bisa membangun ukhuwah yang indah dengan sesama peserta, panitia acara dan muhafidz nya. Salut juga mereka tidak alergi dengan kelompok dakwah lain, bahkan mau belajar dari mereka.
Berikut nasyid legendaris itu:
".... Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan
Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Quranu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina..."
*by Ust Budi Hidayat
Post a Comment