Media Pendukung Jokowi diduga sedang khawatir Disalahkan

Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali membandingkan, pola pemberitaan media massa terhadap pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Menurut Effendi, di awal pemerintahan SBY tepatnya di tahun 2009 media yang seperti tidak mendukung SBY lancar memberikan kritik.

Berbeda dengan saat ini, lanjutnya, karena beberapa media besar terlanjur sejak awal mendukung penuh Jokowi tanpa penelitian, alhasil setelah menyadari keadaan saat ini terpaksa menahan diri tidak mengkritik lantaran khawatir disalahkan. .

"Mereka enggan melontarkan kritik, menahan diri, karena kalau mengkritik, orang akan bilang kan situ yang mati-matian dukung. Situ yang mati-matian menampilkan seakan-akan tokoh ini tidak ada celahnya," kata Effendi saat mengomentari buku "Republik Komedi 1/2 Presiden" karya Bambang Soesatyo, Minggu (10/5/2015), di Warung Komando, Jl Dr Saharjo No 1 Tebet, Jakarta Selatan.

Disisi lain, Effendi teringat, sebuah filosofi yang dipopulerkan budayawan Sujiwo Tejo. Bahwa pemimpin otoriter mematikan nyali, sementara pemimpin yang dikultuskan mematikan nalar. 

"Membuat kita stop berfikir, selalu dipenuhi hal kedua bahwa ini kita harus dukung lebih baik daripada yang lain," pungkasnya. (RZ/WDA)

Sumber: RRI

No comments

Powered by Blogger.