Kritik Yusuf Mansur, Puspowardoyo Mengaku sedang Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Pemred Dakwatuna.com, Samin Barkah (kiri) dan Ketua P3YM Ekoyono dalam sarasehan bertajuk Tinjauan Kritis atas Pengumpulan dan Penggunaan Dana Masyarakat yang Dilakukan oleh Yusuf Mansur di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/05) . (foto: shodiq/si)
Nama pengusaha rumah makan Puspo Wardoyo belakangan kembali mencuat. Pasalnya, dalam sebuah berita yang dimuat oleh situs Dakwatuna.com, ia dengan lantang mengingatkan ustaz kondang, Yusuf Mansur, yang selama ini terus menarik dana sedekah masyarakat. Bahkan, tindakannya itu disebutnya sebagai amar ma'ruf nahi munkar.
Lalu, apa hubungan antara Puspo dengan Yusuf Mansur?. Dalam sebuah sarasehan bertajuk "Tinjauan Kritis atas Pengumpulan dan Penggunaan Dana Masyarakat yang Dilakukan oleh Yusuf Mansur" di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/05) kemarin, Puspo menjelaskan sejarah perkenalan dia dengan pimpinan Pesantren Daarul Quran itu.
Puspo menceritakan, perkenalan dirinya dengan Yusuf Mansur terjadi sekitar 2005 silam. Saat itu, Puspo mengaku bisnisnya sedang jatuh akibat isu poligami yang dia lakukan. Ia kemudian diperkenalkan oleh seeorang dengan Yusuf Mansur di kawasan Bintaro, Tangerang. Yusuf Mansur sendiri waktu itu belum setenar sekarang. Ia masih merintis dakwahnya dengan bendera Wisata Hati. "Masih ngontrak ruko kecil di Bintaro. Mungkin motor saja dia belum punya," kata Puspo.
Singkat cerita, Puspo mengaku saat itu memiliki sebuah mobil minubus yang interior dan perlengkapan di dalamnya didesain dengan mewah. Nah mobil inilah yang kemudian, klaim Puspo, dipinjam oleh Yusuf Mansur untuk operasional dakwahnya. Puspo setuju dengan catatan di mobil tersebut ditempel stiker Wisata Hati bekerja sama dengan usaha yang dia bangun (Ayam Bakar Wong Solo, red). "Senang kita, iklan kita akan kemana-mana," kata Puspo.
Pengusaha Puspowardoyo saat ditemui usai sarasehan. (foto: shodiq/si)
Sayangnya, lanjut Puspo, meskipun ia beberapa kali telah menegurstiker itu tidak juga ditempel. Puspo kecewa. Menurut Puspo saat itu tidak ada akad dengan Yusuf Mansur bila mobil tersebut diberikan. Tetapi dipersilahkan dipakai sebagai bentuk kerja sama iklan.
Setelah peristiwa pada 2005 lalu itu, Puspo mengaku tidak pernah lagi berinteraksi dengan Yusuf Mansur. Hingga pada dua bulan lalu, seorang staf Yusuf Mansur berkirim pesan singkat kepada dirinya yang meminta BPKB mobil tersebut. Puspo marah dan merasa tersinggung, kenapa bukan Yusuf Mansur sendiri yang menghubungi dirinya. Apalagi Puspo juga merasa tidak pernah memberikan mobil tersebut. "Buktinya BPKB mobil itu ada di saya," terangnya.
Selain soal mobil, Puspo juga bercerita hal lain mengenai praktik sedekah dan patungan usaha yang digulirkan Yusuf Mansur. Soal sedekah, kata Puspo, selama ini Yusuf Mansur menarik dana dari masyarakat tanpa dijelaskan peruntukannya. "Ya diambilin begitu saja," ungkapnya.
Kata Puspo, memang ada orang-orang yang sukses setelah bersedekah kepada Yusuf Mansur. Tetapi lebih banyak yang gagal. Ia pun menyebut beberapa contoh pengusaha yang bersedekah kepada Yusuf Mansur kemudian usahanya malah jatuh. Tentu hal ini berbeda dengan cerita motivasi yang disampaikan Yusuf Mansur.
Meski keras mengritik dan mengingatkan masyarakat untuk tidak terlibat dalam sedekah dan patungan usaha yang dilakukan Yusuf Mansur, Puspo mengaku tidak memiliki motif apa-apa alias tulus. Sebagai seorang pengusaha Puspo merasa tidak bersaing dengan Yusuf Mansur yang seorang ustaz. Ia juga mengaku siap bila harus berhadapan dengan hukum akibat pengakuan-pengakuannya itu. "Ini aku amar ma'ruf nahi munkar, beri peringatan pada masyarakat," ungkapnya.
Cerita lain tentang Yusuf Mansur dan Wisata Hati juga disampaikan oleh Ketua Pos Pengaduan Program-program Yusuf Mansur (P3YM) Ekoyono dan Darso Arief Bakuama yang mengaku pernah menjadi tim Yusuf Mansyur di awal meniti dakwahnya. Sayangnya, cerita-cerita hanya disampaikan secara lisan tanpa bukti-buktu tertulis.
Lalu, bagaimana tanggapan Yusuf Mansur atas kritikan Puspo Wardoyo ini?. Sayang sekali, Yusuf Mansur tidak berkomentar apapun. Reporter Suara Islam Online yang meminta tanggapan dia melalui akun Twitter juga tidak dibalas. Malah salah satu akun twitter yang berafiliasi dengan Yusuf Mansur, @info_PayTren, balik mem-follow akun reporter Suara Islam Online.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Dakwatuna.com, Samin Barkah, yang selama ini telah memuat berbagai tulisan yang mengritik praktik sedekah dan usaha Yusuf Mansur juga mengakui bila pihaknya kesulitan untuk mendapatkan klarifikasi dari Yusuf Mansur. Beragam cara telah ditempuh juga tidak mendapat tanggapan. "Dia juga tidak menggunakan hak jawabnya. Malah dalam twitternya dia meminta followernya supaya membaca Dakwatuna," ungkapnya sambil tersenyum.
Samin juga mengakui telah mengundang Yusuf Mansur untuk hadir dalam acara yang digelar pihaknya itu. Sayangnya, tidak ada konfirmasi kehadiran baik dari Yusuf Mansur maupun orang yang mewakilinya. Sampai acara selesai, pihak Yusuf Mansur juga tidak datang.
Menanggapi persoalan sedekah dan patungan usaha Yusuf Mansur, pimpinan Pesantren Tahfizh Quran Anshorullah, Ciamis, Jawa barat, Ustaz Fauzan Al Anshari yang hadir dalam pertemuan itu mengingatkan agar persoalan ini diselesaikan secara baik-baik, tanpa harus melibatkan penegak hukum. Sebab, sebutnya, hal ini menjadi aib bagi pihak Yusuf Mansur bila sampai dilaporkan kepada aparat hukum.
Sementara anggota Tim Pengacara Muslim (TPM), Ahmad Chalid, mengaku siap untuk turut membantu menyelesaikan persoalan ini. Sebab hal ini merupakan urusan umat. "TPM siap untuk memfasilitasi pertemuan dengan Yusuf Mansur," kata Chalid.
Hanya saja, TPM menyayangkan, dalam pertemuan kemarin itu tidak ada saksi-saksi yang merasa menjadi korban dari praktik sedekah dan patungan usaha Yusuf Mansur yang dihadirkan. "Ini tadi kan masih katanya dan kata teman saya. Pak Puspo sendiri, walaupun pengakuannya, juga tidak menyebut dirinya menjadi korban," kata Chalid.
Post a Comment