Kemarahan Mega ke SBY Sulit Dicarikan Obat Penawarnya
Ketua Umum PDIP Megawati Soekanoputri tidak hadir, meski diundang, dalam pembukaan Kongres Partai Demokrat di Surabaya pada Selasa (12/5). Mantan ketua umum Demokrat yang terjerat kasus korupsi Anas Urbaningrum ikut menanggapi peristiwa itu.
"Di balik proses Kongres yg dirancang datar dan monoton, sejatinya Pak SBY berharap ada peristiwa politik penting," katanya melalui akun Twitter, @anasurbaningrum.
Padahal, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mengirim tiga utusan, yaitu Syarief Hasan, Agus Hermanto, dan Ibas untuk menemui Megawati. Nyatanya, Megawati hanya mengirim utusan khusus juga ke Kongres, yang diwakili Wakil Sekjen PDIP Erico Sotarduga.
"Jika Bu Mega hadir akan menjadi peristiwa politik yang sangat penting. Meski simbolik, pesan 'perdamaian' akan ditangkap publik," ujar Anas. "Bukan hanya itu. Kehadiran Bu Mega akan menjadi warna terhebat dari Kongres yang datar itu. Boleh dibilang sebagai peristiwa politik terpenting dalam penyelenggaran Kongres Demokrat di Surabaya."
Anas melanjutkan, rupanya Megawati sudah memberi jawaban penolakan halus. Alasan ketidakhadirannya adalah terkait kesibukan persiapan acara peringatan 1 Juni. Diakuinya, SBY berusaha berkali-kali untuk 'berdamai' dengan putri Sukarno tersebut. Ternyata, berkali-kali pula belum berhasil.
"Ini adalah tanda bahwa 'kemarahan' Bu Mega memang dalam dan sulit dicarikan obat penawarnya," kata Anas.
Dia pun menyarankan agar SBY melakukan pendekatan dengan cara lain. Usaha yang lebih punya peluang efektif, menurut Anas, adalah meneruskan pendekatan 'bawah tanah'.
"Kalau bentuknya Bu Mega 'dihadirkan' di forum Demokrat dan 'dipamerkan' ke publik, rasanya sukar dipenuhi," ujar Anas. "Berbagai usaha 'bawah tanah' akan lebih efektif jika diteruskan dengan kehadiran Pak SBY ke Teuku Umar." (ROL)
Post a Comment