Berita Pelacuran 'Framing' Positif, Tapi Poligami 'Framing' Negatif
Maraknya berita-berita pelacuran akhir-akhir di berbagai media yang kebanyakan dengan 'framing' pemberitaan yang positif banyak mendapat komentar dari netizen yang masih 'sadar'.
Dengan berat hati kubertanya. Apa manfaat bongkar2 artis "jual diri" via online beromset 80 s.d 200 jt sekali kencan short time. Apa menggiring opini agar makin menguat perlunya cinta sesaat itu di lokalisir dlm lokalisasi berbentuk apartemen dan disertifikasi seperti usul Ahok?
Terus, tampaknya publik gak merasa jijik dan justru framing positif yg di kembangkan. Beda dengan poligami. Seolah2 poligami itu dosa besar yg tak termaafkan.
Sy khawatir, muncul framing silakan laki2/suami selingkuh dan "main" dengan yang telah tersertifikasi dan berbayar mahal asal tak ketahuan, lebih-lebih asal tak di depan muka si istri dan tetap pulang ke rumah dg identitas sbg seorang suami yg mencukupinya dg sejumput dunia.
Tulis netizen IMan Bique di akun facebooknya (12/5).
"Org yg mengharamkan poligami TOLOL bro.. Gw komitmen dg 1 istri, tp bukan berarti gw benci poligami, itu sunnah.. Dan memang skrg umat muslim (terutama cewek) digiring utk memaafkan suami yg berzinah tapi meminta cerai suami yg menikah lagi.. Dan otomatis suami juga enjoy jajan daripada poligami..." netizen Adi Jihad Muharam menanggapi.
Inilah salah satu tanda Kiamat sudah dekat seperti yang disampaikan baginda Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya kiamat ialah (di antaranya) akan merajalelanya perzinahan." [HR. Bukhari]
Tidak cukup sampai di situ, dalam hadits lainnya, Rasulullah bahkan menyebut bahwa akan ada kaum di akhir zaman yang menghalalkan perzinahan (zina dianggap sesuatu yang biasa).
"Sungguh akan ada beberapa kaum yang menghalalkan perzinahan dan sutera." [HR. Bukhari]
Post a Comment