100 Tokoh Islam Yang Mengubah Jalan Sejarah
Sejenak bersama buku "100 Tokoh Islam Yang Mengubah Jalan Sejarah"
Sore itu seorang penjaga maktabah (toko buku) menyapa saya, "Mampir dulu akhi". Ada yang baru..? Tanya saya. "Ada" jawabnya. "Buku ini lagi digandrungi akh.." Katanya sambil memperlihatkan buku baru tersebut.
Buku itu adalah "100 Tokoh Islam Yang Mengubah Jalannya Sejarah" karya Jihad At-Turbany. Buku yang penjualannya menempati peringkat tertinggi di timur tengah. Saya putuskan untuk menyelami halaman stu demi satu halaman buku tersebut. Ternyata isinya luas biasa.
Sebenarnya buku ini merupakan respon penulis terhadap buku "100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Mansia" karya astrofisikawan yahudi Michael H. Hart .
Sejak diterbitkan, karya Michael Hart mendapat sambutan yang luar biasa, tidak hanya di barat, dunia timur (islam) juga menyambut gembira buku tersebut. Mungkin diantara alasannya adalah, karena M. Hart meletakkan nabi Muhammad sebagai orang pertama yang paling berpengaruh pada sejarah kemanusiaan.
Dalam pendahuluannya Jihad At-Turbany mengatakan, "Sebagai bentuk sikap adil terhadap sejarah, saya menilai bahwa karya ilmuan Yahudi ini berisi banyak informasi berharga yang menunjukkan kapasitas penulis sebagai orang yang memiliki wawasan luas terhadap sejarah. Akan tetapi hal yang terlihat aneh adalah reaksi kaum muslimin terhadap buku ini. Mereka bangga karena Hart meletakkan nabi mereka Muhammad pada urutan pertama dalam daftar 100 orang berpengaruh tersebut. Seolah kita baru mengetahui (keagungan nabi) setelah sebelumnya tidak tau (perihal keagungan nabi). Seolah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam harus menunggu kesaksian dan penghormatan sejarawan Amerika itu. Padahal sebelumnya Allah -Tuhan Manusia- telah mempersaksikan keagungan dan ketinggian insaninya" .
Jihad melanjutkan, "Setelah cukup lama mengamati dan mempelajarinya, saya menyimpulkan bahwa kegembiraan kaum muslimin dalam menyambut buku ini (karya Hart) lahir karena problem kaum muslimin yang minim pengetahuan sejarah islam secara khusus dan sejarah kemanusiaan secara umum. Seandainya salah seorang diantara mereka yang tururut gembira dengan karya Prof teresebut membaca buku yang mereka sambut dengan penuh suka cita itu, niscaya mereka akan mendapati bahwa sang Profesor menyertakan nama-nama penjahat semisal Jengis Khan dan Hitler dalam 100 tokoh yang diawali dengan nama nabi kita Muhammad. Bahkan Hart dengan terang-terangan menyebut Budha -yang berada pada posisi ke empat- berhak untuk duduk diatas singgasana teratas dari para tokoh seandainya dia memiliki pengikut yang jumlahnya lebih banyak dari Muhammad".
Apa yang di sebutkan penulis merupakan realita sebagian besar kaum muslimin saat ini. Banyak diantara mereka yang buta terhadap sejarah dan peradaban islam.
Pembaca mungkin masih ingat saat masih anak-anak dulu kita seolah dipaksa untuk mengidolakan tokoh-tokoh fiktif yang gagah beranai seperti Spider Man Super Man dll. Tokoh fiktif barat itu selalu diangkat da didentikkan dengan kepahlawanan dll. Sementara dari dunia timur -islam- juga diangkat tokoh-tokoh fiktif seperti Aladin , Sinbad dan Ali Baba dll yang identik dengan takhayul dan khurafat. Padahal tokoh-tokoh seperti Aladin dan yang lainnya tidak punya kaitan sama sekali dengan bangsa Arab, apalagi dengan Islam. Akan tetapi realita yang ada, anak-anak kaum muslimin tidur dengan kisah-kisah murahan itu. Sementara di ruang sejarah kita banyak dipenuhi tokoh-tokoh nyata yang sangat layak untuk dijadikan teladan.
Sudah saatnya anak-anak kaum muslimin bangga dengan tokoh-tokoh islam. Membaca sejarah hidup mereka, lalu berusaha meneladani semangat perjuangan mereka dalam berkhidmat untuk islam dan kemanusiaan. Disadari atau tidak, dunia saat ini dibanjiri idola namun kering keteladanan.
Semoga buku ini dapat melepas dahaga kaum muslimin terhadap sejarahnya sendiri. Agar mereka tau siapa Abu Bakar, Umar, Sulaiman Al Qanuni, Sultan Al Fatih, Ibnu Fernas dan lain-lain.
"Islam PERNAH memimpin peradaban saat Eropa hidup dalam kegelapan"
Mungkin sudah saatnya bagi kita untuk menghapus kata "PERNAH" dari kalimat diatas
Wallahu a'lam
Madinah 18 Rajab 1436 H
Aan Chandra Talib El-Gharantaly
Post a Comment