UTAMA MANA?! [Menyemaikan Kebohongan atau Menyebarkan Fakta?]
Oleh Tara Palasara
(dari status fb-nya)
Hanya karena (sering) update status perihal Fakta Pemerintahan Jokowi, yang tidak / belum banyak diketahui oleh publik... (oleh pendukung Pak JKW) saya dituduh sebagai Pengeluh.. mengajak ke arah Pesimisme... bahkan dinyatakan tidak layak melakukan itu. Oh ya ?
grin emoticon
Sementara di sisi lain, banyak kali saya temukan akun-akun diehardest Pak Jokowi yang suka update status dgn MEMANIPULASI makna berita hanya guna mengukuhkan dukungan semata melalui pengaburan fakta.
Bahkan, acapkali [dalam membuat status] pemilik akun menyembunyikan bagian2 penting dari sebuah analisis karena takut akan menjadi bumerang bagi statusnya sendiri yang memang dimaksudkan untuk mendukung Pak Jokowi. Contoh akun tsb. adalah milik Pak Erizeli Bandaro. Sudah beberapa kali saya sengaja menyambangi, lapak beliau.. tetapi tidak pernah mendapatkan konklusi yang baik karena diskusi selalu berhenti di tengah jalan
smile emoticon
tapi ya sudahlah... 'toh ini sudah menyangkut hak masing2 individu dalam berFB.
Kali ini, saya mencontohkan sebuah fakta tentang :
Cadangan Devisa Maret Terkuras Demi Jaga Rupiah & Utang
(http://economy.okezone.com/read/2015/04/08/20/1131040/cadangan-devisa-maret-terkuras-demi-jaga-rupiah-utang)
KETIKA SAYA UPDATE STATUS INI, SALAH BESAR JIKA SAYA DIANGGAP MENGAJARKAN PESIMISME !
Justru, saya memberikan fakta bahwa ADA YANG RAWAN DARI PEREKONOMIAN NASIONAL RI dan selanjutnya adalah bagaimana kita mesti menyikapinya.
Sebagaimana di ungkap oleh Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (10/4/2015), Cadangan devisa yang dimiliki Indonesia berkurang Rp 50,7 miliar dalam kurun waktu satu bulan.
Penurunan Cadangan Devisa tersebut karena peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan karena dalam rangka stabilisasi Nilai Tukar Rupiah.
MAKNANYA APA ?! ya maknanya fundamental perekonomian Indonesia masih keropos. Penguatan Nilai Rupiah itu SEMU BELAKA. Sewaktu-waktu Perekonomian Indonesia bisa "hancur" jika ada kejadian luar biasa seperti Krisis Ekonomi Internasional... Cabutnya Investor Asing [yang baik-baik]... hingga misalnya ada boikot massal produk-produk komoditas ekspor Indonesia.
Nah.... LALU, apa yang bisa diperbuat rakyat ?!
Hal yang paling mendasar yang paling bisa dilakukan adalah MENYADARI PENUH AKAN FAKTA INI. Jangan lantas sibuk menghibur diri, 'ah.. gak papa ini!'. Lantas kalau tiba2 jederrr! terjadi krismon, mewek 'deh.
Setelah, menyadari akan fakta.. maka bisa dilanjutkan dengan sikap-sikap berikut seperti :
1] Secara spiritual, kita lebih mengupayakan peningkatan kualitas keimanan dengan lebih mendekat dan banyak berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
2] Secara teknis, ya lakukan yang terbaik... !!! kalau jadi pedagang, tempuhlah langkah2 taktis untuk bgmn bisa bertahan dalam situasi ini.. kalau jadi PNS ya yang lebih rajin, amanah.. perangi korupsi.... dan profesi lain bisa melakukan apapun yang lebih baik dari sebelumnya.
3] Secara politik, ayo kita dorong Pemerintah untuk LAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK RAKYAT ! Nah, kalau [pemerintah] sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi.. ya maaf... anda harus turun! dan salah satu cara untuk meng-katalisasi itu ya dengan media sosial.. karena bisa menggelorakan kesadaran massal yang secara viral akan menjadi kekuatan opini yang dahsyat.
Makanya, dalam debat saya dengan kawan FB pendukung Jokowi AL Ustadz Abu Muhammad Al-Jawy tidak akan pernah mendapatkan titik temu karena yang bersangkutan saklek dengan pemahaman "POKOKNYA" bahwa pokoknya ummat harus SELALU taat kepada pemimpin ! walau pemimpin itu dzolim.
Sudah melalui rangkaian panjang perdebatan, definisi mana Pemimpin dalam Islam [ini karena dia yang menghendaki pakai frame Islam] yang mesti wajib di taati? dan dia Al Ustadz TIDAK PERNAH MAU / MAMPU untuk menjelaskan secara detil. Apakah rakyat mesti tetep sabar nunggu sampai sang pemimpin habis masa jabatan [wafat ?] walau sebuah negeri hancur lebur ??!!! wewww, gagal paham 'deh..
Yang pasti, menggunakan dalil agama, dengan "nafsu" untuk tujuan2 tertentu hanya akan berujung kepada kebinasaan belaka.
Kembali ke pokok status...
Adalah sebuah keanehan, jika di satu pihak ada akun-akun yang dengan gencar memuja-muji langkah Jokowi [dengan segala pembenarannya, termasuk melalui kedustaan dan kebohongan] TAPI...
Tapi di satu pihak, ada yang gerah bin panas... lantas gencar mengusung dalil-dalil agama, [bahkan cenderung berlebihan mengeksploitasi] hanya agar tidak terjadi penyampaian fakta kebenaran tentang Pemerintahan Jokowi di media sosial ! HALLO..
Apalagi sampai mengotak-atik soal pertanggung jawaban akherat segala...
#namun_tetep_makasih_sudah_di_ingatkan.
OK Kawan !
Husnudzon terhadap Pemerintahan Jokowi TIDAK MESTI sampai kehilangan kewaspadaan bahwa MEMANG ADA YANG TIDAK BENAR DENGAN REPUBLIK INI !
Nah, selanjutnya kita kembali ke masing2 individu apa yang bisa kita lakukan...
DAN BERBAGI FAKTA KEBENARAN ADALAH TERMASUK YANG BISA SAYA LAKUKAN UNTUK MASALAH YANG TERJADI DI REPUBLIK INI.
Post a Comment