Mobil Penyedot Data Bukan Dongeng
Kabar ada mobil yang dilengkapi teknologi IT canggih yang mampu menyedot data KPU yang disebut-sebut milik Luhut Binsar Panjaitan tak bisa dianggap sepele. Di dunia hacking, keberadaan mobil penyedot data bukan isapan jempol.
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan mobil seperti itu pernah ditemukan di Spanyol. Pada tahun 2013, Kepolisian Spanyol menangkap hacker bernama Sven Olaf Kamphuis karena telah menyerang layanan internet di Belanda, Jerman, Inggris dan Amerika dengan menggunakan mobil yang dilengkapi dengan teknologi IT canggih.
"Penangkapan Olaf Kamphius dan kasusnya menjadi bukti keberadaan mobil penyedot data bukanlah dongeng," kata Jajat kepada redaksi, Rabu (8/4).
Bagi kalangan yang selama ini ragu tentang keberadaan mobil penyedot data, Jajat mempersilakan untuk mengecek pemberitaan mengenai kasus "hacking van" yang berhasil dibongkar oleh Kepolisian Spanyol tersebut. Kasus tersebut pernah terekam dan diberitakan media. Kalangan yang ragu sejauh ini ditunjutkan oleh mereka-mereka yang merupakan pendukung setia atau setidak-tidaknya dari kelompok yang memiliki jaringan yang berafiliasi dengan Jokowi.
"Boleh dicek, tanya mbah Google: hacking van," imbuhnya.
Karena itulah Jajat meminta politisi Nasdem Akbar Faizal memberi penjelasan. Akhir-akhir ini, keberadaan mobil penyedot data menjadi perbincangan hangat di Tanah Air setelah bocornya SMS Akbar Faizal kepada Deputi Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho. Di dalam SMS-nya, Akbar yang dulu aktif di Partai Hanura mengatakan tim sukses Jokowi-JK, Luhut Binsar Panjaitan yang sekarang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, memiliki mobil yang mampu menyedot data-data penting KPU pada masa Pilpres 2014 hanya dengan memarkirkannya di depan Kantor KPU.
"Jika Akbar Faisal terus bungkam, kepolisian dan intelijen harus bergerak mengusut berdasarkan info yang sudah beredar." kata Jajat.
"Semoga kepolisian dan intelijen berpihak pada kebenaran, bukan pada kekuasaan. Ingat, yang dipertaruhkan masa depan demokrasi Indonesia," tutup dia.[dem/RMOL]
Post a Comment